Hallo Smantizen Hebat!!!
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Lalu apa bedanya tanah dengan lahan? Selama ini orang awam beranggapan tanah sama pengertiannya dengan lahan. Padahal menurut konsep Geografi, tanah dengan lahan memiliki perbedaan yang mendasar.
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi.
Bahasa Inggris disebut land, lahan merupakan lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya pengertian lahan lebih luas daripada tanah.
Manusia yang hidup di permukan bumi sangat tergantung terhadap tanah karena sebagian besar kegiatan dan keperluan hidupnya. Oleh karena itu tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tanah sebagai sumber daya alam dapat digunakan secara berkesinambungan. Untuk mengelola tanah tersebut perlu diketahui ciri dan sifat fisik tanah. Mengetahui sifat fisik tanah menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas lahan.
1. Warna Tanah
Salah satu sifat tanah yang paling sering digunakan oleh para peneliti untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan tanah adalah warna. Warna merupakan sifat fisik yang dapat memberikan informasi tentang beberapa karakteristik paling penting dari suatu tanah seperti, komposisi mineral, usia, dan proses pembentukan. Dengan mengetahui warna dari suatu tanah, maka dapat ditentukan kegunaan tanah tersebut apakah cocok untuk lahan pertanian, perkebunan, perumahan, dan lain sebagainya, disesuaikan dengan kondisi tanahnya.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: 1) jenis mineral dan jumlahnya; 2) kandungan bahan organik tanah; dan 3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.
Dalam mengidentifikasi warna tanah, para peneliti menggunakan standar warna pada buku Munsell Soil Color Chart. Pada buku MSCC (Munsell 2009), dijelaskan bahwa terdapat tiga variabel penting pada warna tanah seperti: hue, value, dan chroma (HVC).
- Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Penentuan nilai hue dimulai dari spektrum dominan paling merah (5R) sampai spektrum dominan paling kuning (5Y). Selain itu, di dalam beberapa buku MSCC sering terdapat juga spektrum untuk warna-warna tanah tereduksi (gley). Hue dibedakan menjadi 10 warna:
No | Hue | |
1 | Y | Yellow |
2 | YR | Yellow-Red |
3 | R | Red |
4 | RP | Red-Purple |
5 | P | Purple |
6 | PB | Purple-Brown |
7 | B | Brown |
8 | BG | Brown-Gray |
9 | G | Gray |
10 | GY | Gray-Yellow |
- Value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Value tanah bernilai antara 2–8. Semakin tinggi nilai value, maka warna tanah makin terang, yang menandakan bahwa jumlah sinar yang dapat dipantulkan oleh tanah tersebut semakin banyak. Nilai value pada lembar buku MSCC terbentang secara vertikal dari bawah ke atas dengan angka 2 menunjukkan warna paling gelap dan angka 8 menunjukkan warna paling terang.
- Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefinisikan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral ke warna lainnya. Nilai chroma tanah pada lembar buku MSCC dibagi dengan rentang 1–8. nilai chroma yang tinggi menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum yang makin meningkat dan begitu pula sebaliknya.
Penetapan Notasi Warna Tanah dengan Munsell Soil Color Chart
Sumber: Pedoman Praktikum ITU 2022, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
Alternatif lain apabila tidak memiliki buku Munsell Soil Color Chart, teman-teman bisa manfaatkan aplikasi Munsell Color Chart2 yang tersdia di playstore. Aplikasi ini akan membantu teman-teman menemukan skema warna yang selaras dengan warna yang ada di bagan warna Munsell. Aplikasi ini hanya untuk referensi sementara.
Tampilan Munsell Soil Color Chart yang telah di unduh di playstore
Adapun langkah kerja penetapan warna tanah sebagai berikut:
- Ambil contoh tanah kering lebih kurang 5 gram;
- Cocokkan warna tanah tersebut dengan warna-warna pada buku Munsell Soil Colour Chart atau melalui aplikasi Muncel Color Chart2;
- Apabila sudah ditemukan warna yang sama dengan warna tanah, lanjutkan dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai dari Hue, Value dan terakhir chroma;
- Tulis warna tanah dengan mencari warna tanah pada kartu nama tanah;
- Lanjutkan point a-d untuk menentukan warna contoh tanah yang lainnya;
- Selanjutnya tanah dilembabkan dengan menetesi air sampai lembab;
- Apabila sudah lembab, tentukan warnanya mengikuti point a-d.
Berikut contoh pencatatan warna tanah menggunakan buku Munsell Soil Color Chart:
- Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
- Tanah berwarna 10 R 4/6 (merah), yang berarti bahwa warna tanah tersebut mempunyai nilai hue =10 R, value =4 dan chroma = 6, yang secara keseluruhan disebut berwarna merah. Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna, maka semua warna harus disebutkan dengan menyebutkan juga warna tanah yang dominannya. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab, atau kering, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab, atau kering
2. Tekstur Tanah
Tekstur adalah salah satu sifat fisik tanah untuk menyatakan kasar-halusnya fraksi tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir pasir, debu dan liat pada satu massa tanah. Tekstur tanah mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan air. Tanah bertekstur liat memiliki kemampuan menahan air lebih besar dibandingkan tanah bertekstur pasir, hal ini berkaitan dengan luas adsorptifnya, semakin halus teksturnya maka semakin besar daya ikat airnya (Haridjaja, Tejo, & Setianingsih, 2013)
Pengetahuan tentang tekstur tanah sangat bermanfaat dalam pengolahan pertanian. Tanah terburuk untuk pengolahan pertanian adalah tanah yang bertekstur dominan pasir. Hal ini disebabkan karena pasir memiliki porositas yang terlalu besar, sehingga air akan mudah diserap dan pada waktu yang bersamaan air juga akan dilepas, sehingga tanah bertekstur pasir memerlukan pengolahan tersendiri, utamanya terkait pada porositas tanah. sedangkan tanah terbaik untuk pengolahan pertanian adalah tanah bertekstur lempung. Tanah ini memiliki tekstur berimbang yang saling melengkapi, sehingga pengolahan pada tanah lempung tidak terlalu intensif (Foth,1994).
Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan di lapangan dengan uji jari, yaitu memijit tanah yang telah dibasahi di antara jari telunjuk dan ibu jari sambil dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat.
Tabel Penentuan Kelas Tekstur Tanah di Lapangan Dengan Uji Jari
No. | Kelas Tekstur | Rasa dan Sifat Tanah |
1 | Pasir (Sand) | · Rasa kasar sangat jelas · Tidak dapat dibentuk bola dan gulungan · Tidak melekat |
2 | Pasir berlempung (Loamy sand) | · Rasa kasar jelas · Dapat dibentuk bola yang mudah sekali hancur · Sedikit sekali melekat |
3 | Lempung berpasir (Sandy loam) | · Rasa kasar agak jelas · Dapat dibuat bola, mudah hancur · Agak melekat |
4 | Lempung berdebu (Silt loam) | · Rasa licin · Agak melekat · Dapat dibentuk agak bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat |
5 | Lempung (Loam) | · Rasa tidak kasar dan tidak licin · Agak melekat · Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan nmengkilat |
6 | Debu (Silt) | · Rasa licin sekali · Agak melekat · Dapat dibentuk bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat |
7 | Lempung berliat (Clay loam) | · Rasa agak licin · Agak melekat · Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur |
8 | Lempung liat berpasir (Sandy clay loam) | · Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar · Agak melekat · Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur |
9 | Lempung liat berdebu (Silty clay loam) | · Rasa halus agak licin · Melekat · Dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat |
10 | Liat berpasir (Sandy clay) | · Rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar · Melekat · Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung |
11 | Liat berdebu (Silty clay) | · Rasa halus, berat, agak licin · Sangat lekat · Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung |
12 | Liat (Clay) | · Rasa berat, halus · Sangat lekat · Dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung |
Sumber: Pedoman Praktikum ITU 2022, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
Adapun langkah kerja penetapan tekstur tanah sebagai berikut:
- Ambil sebagian kecil tanah dan letakkan pada telapak tangan;
- Basahi contoh tanah tersebut dengan air;
- Tanah dibuat berbentuk bola, jika tanah tidak membentuk bola berarti kelas tekstur tanah pasir;
- Jika tanah dapat membentuk bola, maka dilanjutkan tanah dibentuk pita. Jika tanah tidak dapat dibentuk pita maka kelas tekstur tanah adalah lempung berpasir;
- Jika tanah dapat dibentuk pita, selanjutnya tanah tersebut dipegang kedua ujungnya lalu diangkat sehingga pita tersebut akan patah berdasarkan beratnya. Jika panjang patahan pita tersebut < 2,5 cm berarti tanah tersebut tergolong kelompok tekstur tanah Lempung. Jika panjang patahan pita 2,5 – 5 cm berarti kelas tekstur tanah tergolong Lempung Berliat dan jika patahan pita > 5 cm berarti tanah tersebut termasuk kelompok Liat;
- Selanjutnya tanah dipirid antara ibu jari dan telunjuk sambil dirasakan adanya rasa kasar, halus dan licin;
- Patahan pita < 2,5 cm (kelompok Lempung Berliat), setelah dipirid dirasakan kasar, maka tekstur tanah termasuk kelas tekstur lempung berpasir. Jika dirasakan halus dan licin maka tekstur tanah tergolong kelas lempung berbedu dan jika dirasakan sama rata maka tekstur tanah tergolong Lempung;
- Patahan pita < 2,5 – 5,0 cm (kelompok Lempung Berliat), setelah dipirid dirasakan kasar, maka tekstur tanah termasuk kelas tekstur Lempung Liat;
- Berpasir. Jika dirasakan halus dan licin maka tekstur tanah tergolong kelas Lempung Liat Berbedu dan jika dirasakan sama rata maka tekstur tanah tergolong Lempung Berliat;
- Patahan pita > 5,0 cm (kelompok Liat), setelah dipirid dirasakan kasar, maka tekstur tanah termasuk kelas tekstur Liat berpasir. Jika dirasakan halus dan licin maka tekstur tanah tergolong kelas Liat Berbedu dan jika dirasakan sama rata maka tekstur tanah Liat.
3. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gayakohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antar partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Pengetahuan tentang konsistensi tanah sangat bermanfaat dalam pengolahan pertanian. Dengan mengetahui konsistensi tanah, kita dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik, dapat menentukan jenis tanaman yang cocok, serta dapat mengetahui kadar air dalam tanah (Guswono,1983).
Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka pengolahan pada tanah tersebut akan makin sulit. Sama halnya sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur, konsistensi tanah juga memengaruhi perakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat pengolahan tanah. makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin terhambat perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta makin sulit pengolahan pada tanah (Gliessman,2000).
Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Konsistensi tanah dinilai pada tiga tingkatan, yaitu basah, lembab dan kering.
Adapun langkah kerja penetapan konsistensi tanah sebagai berikut:
- Ambil sebongkah tanah pada lapisan atas (dalam keadaan kering) dan remaslah secara perlahan;
- Cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan kering dan catatlah.
- Tambahkan air pada tanah tersebut sampai lembab, dan remaslah. Catatlah konsistensinya.
- Tambahkan air lagi sampai basah, dan lakukan peremasan (cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan basah), selanjutnya catatlah pengamatan tersebut.
Secara lebih terinci cara penentuan konsistensi tanah adalah sebagai berikut:
A. Tanah Basah: Kandungan air di atas kapasitas lapang | |
Tidak Lekat | Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain |
Agak Lekat | Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain |
Lekat | Melekat pada jari tangan atau benda lain |
Sangat Lekat | sangat melekat pada jari tangan atau benda lain |
B. Tanah lembab : kandungan air mendekati kapasitas lapang | |
Lepas | Tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah pasir) |
Sangat gembur | Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas |
Gembur | Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpal tanah dengan meremas |
Teguh / sangat teguh / sangat teguh sekali | Berturut – turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat hancur dengan remasan tangan |
C. Tanah kering : tanah dalam keadaan kering angin | |
Lepas | Tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah pasir) |
Lunak | gumpalan tanah mudah hancur bila diremas |
Agak keras / keras / sangat keras / sangat keras sekali | Berturut – turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan tangan |
Nah, setelah mempelajari dan memahami materi di atas, silahkan unduh format laporan praktikum berikut yang dapat teman-teman gunakan ketika praktik di lapangan yaaa 😊