Rabu, 12 Oktober 2022

 

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan. SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala data yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.

Komponen-Komponen SIG

SIG dibentuk oleh komponen-komponen yang saling terkait. Terdapat tiga komponen penting dalam SIG yaitu:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat Keras ini berupa perlengkapan yang mendukung kerja SIG, seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner, plotter, CD rom, VDU, dan flash disk. Bagian-bagian perangkat keras beserta fungsinya yaitu:

a. CPU (Central Processing Unit): perangkat utama komputer untuk pemrosesan semua instruksi dan program

b. VDU (Visual Display Unit): komponen yang digunakan sebagai layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU

c. Disk drive: bagian CPU untuk menghidupkan suatu program

d. Tape drive: bagian dari CPU yang menyimpan data hasil pemrosesan

e. Digitizer: alat untuk mengubah data teristris menjadi data digital (digitasi)

f. Printer: alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil

g. Plotter: berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta tetapi keluarannya lebih lebar.

2. Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak (Software), yaitu komponen SIG yang berupa program-program pendukung kerja SIG seperti input data, proses data, dan output data. Contoh perangkat lunak dari SIG adalah program kerja seperti Q-GIS, ArchView, dan ArcGis.

3. Manusia (User/Brainware)

Manusia sebagai pengguna (brainware), yaitu pelaksana yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, proses, analisis, dan publikasi data geografis. Komponen brainware-lah yang mengolah data hasil lapangan untuk selanjutnya diproses atau di-digitasi menjadi sebuah peta yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya.

Tahapan-Tahapan Kerja SIG

Oke, kita lanjut pada tahap kerja SIG, Sobat Pintar. Jadi, SIG itu tahapan kerjanya gimana, sih? Kok bisa sampai jadi peta digital? Yuk, simak!

Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja SIG meliputi :

1. Tahap Masukan (Input)

Tahap pertama dalam tahapan kerja SIG adalah tahap masukan (input). Tahapan input ini terdiri dari sumber data dan proses memasukkan data.

a. Sumber Data

Sobat, kita harus menyiapkan dulu data-data yang akan di-input di sistem SIG. Data-data tersebut bersumber dari:

- Data penginderaan jauh seperti citra, baik citra foto maupun citra nonfoto, data foto udara, dan citra satelit.

- Data teristris atau data dari lapangan seperti data pH tanah, salinitas air, curah hujan, persebaran penduduk, data pasien positif Covid, dan lain sebagainya. Data teristris ini bisa disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.

- Data peta biasanya sudah dalam bentuk peta digital. Ada data spasial sungai, jalan, tata guna lahan, dan lain sebagianya. Kalian tinggal input saja sesuai dengan keperluan pembuatan.

Sumber: Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Kecamatan Balongpanggang Gresik

b. Proses Pemasukan Data 

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langsung saja dimasukkan ke dalam aplikasi SIG. Ada dua jenis data yang bisa di-input dalam SIG yaitu:

- Data Spasial 

Data spasial adalah data atau informasi yang memiliki referensi atau koordinat geografis. Cara memasukkan data spasial ke dalam sistem SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).

Contoh hasil digitasi jalan pada Peta Rupa Bumi Kecamatan Balongpanggang Gresik

- Data Atribut

Data atribut adalah data yang memberikan penjelasan mengenai setiap objek, fenomena, atau informasi yang ada di permukaan bumi. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang diperoleh dari pengisian angket, wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif contohnya peta tata guna lahan, seperti data permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan dan lain sebagainya

Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai objek.

3. Tahap Pengolahan

Setelah kita mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan data tersebut sudah kita input pada SIG, barulah kita memulai tahap pengolahan data. Tahap pengolahan data ini meliputi manipulasi dan analisis data seperti membuat basis data baru, menghapus basis data, mengedit data, mengisi dan menyisipkan data kedalam tabel.

4. Tahap Keluaran (Output)

Nah, Sobat. Kalau peta rupa bumi kalian sudah selesai, maka kalian bisa langsung menyajikannya. Penyajian data SIG dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu hardcopy, softcopy, dan bentuk elektronik (bentuk biner).

Berikut contoh hasil akhir dari tahapan kerja SIG dari digitasi Kecamatan Balongpanggang Gresik

Photo by Aku Pintar
 

Analisis Data Sistem Informasi Geografis

Kita bahas lebih lanjut mengenai analisis SIG. Analisis SIG dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pengguna data seperti analisis klasifikasi, overlay, networking, buffering, dan tiga dimensi. Kita jabarkan satu persatu analisisnya.

1. Analisis Klasifikasi

Analisis klasifikasi adalah suatu proses mengelompokkan data keruangan (spasial). Contohnya dalam klasifikasi pola tata guna lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan, atau hutan berdasarkan analisis data.

2. Analisis Overlay

Analisis overlay adalah proses untuk menganalisis dan mengintegrasikan (tumpang tindih) dua atau lebih data keruangan yang berbeda. Contohnya  dalam analisis daerah rawan erosi dengan menggabungkan data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

Photo by Fakultas Ilmu Kelautan UNRI

3. Analisis Networking

Analisis ini bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis networking seringkali dipakai dalam sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, maupun pipa air minum atau saluran pembuangan.

4. Analisis Buffering

Analisis ini menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran atau poligon yang meliputi suatu objek sebagai pusatnya. Dengan menggunakan analisis buffering, kalian bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. 

Photo by yonghaken.blogspot.com

5. Analisis Tiga Dimensi

Analisis ini digunakan untuk memudahkan pemahaman karena data divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Penerapannya bisa digunakan untuk menganalisis daerah yang rawan terkena bencana.

Sistem Informasi Geografis (SIG) : Pengertian, Komponen, Analisis, dan Fungsi

Artikel ini menjelaskan mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

Photo by Martin Sanchez on Unsplash

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang berhubungan dengan lokasi-lokasi di permukaan bumi. 

Jadi sebenarnya apa itu Sistem Informasi Geografis? Apa saja komponennya? Apakah ada aplikasi khusus untuk SIG? Bagaimana cara analisisnya? Oke, yuk kita bahas!

 

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan.

Sobat, sebelumnya apakah kalian sudah pernah mempelajari penginderaan jauh? Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak bisa dipisahkan. SIG merupakan sistem khusus untuk mengolah data base yang berisi data referensi geografis dan memiliki informasi spasial.

Masukan data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua informasi itu diproses dengan menggunakan komputer yang kemudian dapat dikombinasikan menjadi informasi yang diinginkan. Jadi singkatnya, SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala data yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.

 

Komponen-Komponen SIG

SIG dibentuk oleh komponen-komponen yang saling terkait. Terdapat tiga komponen penting dalam SIG yaitu:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat Keras ini berupa perlengkapan yang mendukung kerja SIG, seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner, plotter, CD rom, VDU, dan flash disk. Bagian-bagian perangkat keras beserta fungsinya yaitu:

a. CPU (Central Processing Unit): perangkat utama komputer untuk pemrosesan semua instruksi dan program

b. VDU (Visual Display Unit): komponen yang digunakan sebagai layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU

c. Disk drive: bagian CPU untuk menghidupkan suatu program

d. Tape drive: bagian dari CPU yang menyimpan data hasil pemrosesan

e. Digitizer: alat untuk mengubah data teristris menjadi data digital (digitasi)

f. Printer: alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil

g. Plotter: berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta tetapi keluarannya lebih lebar.

2. Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak (Software), yaitu komponen SIG yang berupa program-program pendukung kerja SIG seperti input data, proses data, dan output data. Contoh perangkat lunak dari SIG adalah program kerja seperti Q-GIS, ArchView, dan ArcGis.

3. Manusia (User/Brainware)

Manusia sebagai pengguna (brainware), yaitu pelaksana yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, proses, analisis, dan publikasi data geografis. Komponen brainware-lah yang mengolah data hasil lapangan untuk selanjutnya diproses atau di-digitasi menjadi sebuah peta yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya.


 

Tahapan-Tahapan Kerja SIG

Oke, kita lanjut pada tahap kerja SIG, Sobat Pintar. Jadi, SIG itu tahapan kerjanya gimana, sih? Kok bisa sampai jadi peta digital? Yuk, simak!

Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja SIG meliputi :

1. Tahap Masukan (Input)

Tahap pertama dalam tahapan kerja SIG adalah tahap masukan (input). Tahapan input ini terdiri dari sumber data dan proses memasukkan data.

a. Sumber Data

Sobat, kita harus menyiapkan dulu data-data yang akan di-input di sistem SIG. Data-data tersebut bersumber dari:

- Data penginderaan jauh seperti citra, baik citra foto maupun citra nonfoto, data foto udara, dan citra satelit.

- Data teristris atau data dari lapangan seperti data pH tanah, salinitas air, curah hujan, persebaran penduduk, data pasien positif Covid, dan lain sebagainya. Data teristris ini bisa disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.

- Data peta biasanya sudah dalam bentuk peta digital. Ada data spasial sungai, jalan, tata guna lahan, dan lain sebagianya. Kalian tinggal input saja sesuai dengan keperluan pembuatan.

Sumber: Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Kecamatan Balongpanggang Gresik

b. Proses Pemasukan Data 

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langsung saja dimasukkan ke dalam aplikasi SIG. Ada dua jenis data yang bisa di-input dalam SIG yaitu:

- Data Spasial 

Data spasial adalah data atau informasi yang memiliki referensi atau koordinat geografis. Cara memasukkan data spasial ke dalam sistem SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).

Contoh hasil digitasi jalan pada Peta Rupa Bumi Kecamatan Balongpanggang Gresik

- Data Atribut

Data atribut adalah data yang memberikan penjelasan mengenai setiap objek, fenomena, atau informasi yang ada di permukaan bumi. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang diperoleh dari pengisian angket, wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif contohnya peta tata guna lahan, seperti data permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan dan lain sebagainya

Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai objek.


        Contoh data atribut kuantitatif jalan di Kecamatan Balongpanggang Gresik

3. Tahap Pengolahan

Setelah kita mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan data tersebut sudah kita input pada SIG, barulah kita memulai tahap pengolahan data. Tahap pengolahan data ini meliputi manipulasi dan analisis data seperti membuat basis data baru, menghapus basis data, mengedit data, mengisi dan menyisipkan data kedalam tabel.

4. Tahap Keluaran (Output)

Nah, Sobat. Kalau peta rupa bumi kalian sudah selesai, maka kalian bisa langsung menyajikannya. Penyajian data SIG dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu hardcopy, softcopy, dan bentuk elektronik (bentuk biner).

Berikut contoh hasil akhir dari tahapan kerja SIG dari digitasi Kecamatan Balongpanggang Gresik

Photo by Aku Pintar
 

Analisis Data Sistem Informasi Geografis

Kita bahas lebih lanjut mengenai analisis SIG. Analisis SIG dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pengguna data seperti analisis klasifikasi, overlay, networking, buffering, dan tiga dimensi. Kita jabarkan satu persatu analisisnya.

1. Analisis Klasifikasi

Analisis klasifikasi adalah suatu proses mengelompokkan data keruangan (spasial). Contohnya dalam klasifikasi pola tata guna lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan, atau hutan berdasarkan analisis data.

2. Analisis Overlay

Analisis overlay adalah proses untuk menganalisis dan mengintegrasikan (tumpang tindih) dua atau lebih data keruangan yang berbeda. Contohnya  dalam analisis daerah rawan erosi dengan menggabungkan data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

Photo by Fakultas Ilmu Kelautan UNRI

3. Analisis Networking

Analisis ini bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis networking seringkali dipakai dalam sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, maupun pipa air minum atau saluran pembuangan.

4. Analisis Buffering

Analisis ini menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran atau poligon yang meliputi suatu objek sebagai pusatnya. Dengan menggunakan analisis buffering, kalian bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. 

Photo by yonghaken.blogspot.com

5. Analisis Tiga Dimensi

Analisis ini digunakan untuk memudahkan pemahaman karena data divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Penerapannya bisa digunakan untuk menganalisis daerah yang rawan terkena bencana.

 

Fungsi Sistem Informasi Geografis 

SIG memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya yaitu:

1. SIG untuk Inventarisasi Sumber Daya Alam

Singkatnya, manfaat SIG untuk inventarisasi Sumber Daya Alam (SDA) adalah sebagai berikut:

- Untuk mengetahui persebaran berbagai SDA, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi, dan barang tambang lainnya.
- Untuk mengetahui kawasan lahan potensial dan lahan kritis.
- Untuk mengetahui kawasan lahan pertanian dan perkebunan.
- Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan.
- Untuk memantau daerah pasang surut guna mengembangkan lokasi pertanian atau kepentingan lain.
- Untuk memetakan kesuburan tanah yang diperlukan dalam usaha pertanian.

2. SIG untuk Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan dengan memanfaatkan SIG dapat dilakukan melalui analisis peta-peta tematik. Dengan analisis ini, kita dapat mengetahui kemampuan lahan. Sebagai contoh, perencanaan pembangunan terminal bus dapat memanfaatkan peta jaringan jalan, peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta trayek angkutan, maupun peta harga tanah.

3. SIG untuk Perencanaan Ruang

SIG bermanfaat sekali untuk perencanaan suatu wilayah. Pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan menggunakan SIG. SIG juga digunakan untuk mengetahui persebaran penduduk. Persebaran penggunaan lahan, baik untuk pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, maupun rumah sakit, seluruhnya juga menggunakan SIG.

4. SIG untuk Perencanaan Transportasi

Dalam bidang transportasi, pemetaan SIG digunakan untuk inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, serta analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaan.

5. SIG untuk Mitigasi Bencana

SIG dalam mitigasi bencana dapat digunakan untuk menentukan wilayah yang menjadi prioritas utama penanggulangan bencana. SIG juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber bencana, menentukan lokasi sebagai tempat evakuasi, mengidentifikasi luas area yang terkena bencana, dan lain sebagainya.

Jumat, 30 September 2022

Penginderaan Jauh





Prinsip dasar dari penginderaan jauh adalah adanya rekaman interaksi antara gelombang elektronik dan objek di muka bumi yang tertangkap oleh sensor penangkap gelombang. Penangkap gelombang ini dapat berupa satelit, pesawat, atau pesawat tanpa awak. 


Kelebihan Penginderaan Jauh: 
1. Dapat memetakan cakupan wilayah yang luas dalam waktu singkat 
2. Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja 3. 
3. Cakupan wilayah yang sulit dijangkau tetap dapat diidentifikasi 
4. Peta yang dihasilkan bersifat 3 dimensi 
5. Dapat menghasilkan visual fenomena di muka bumi dengan periode waktu 
6. Biaya lebih murah 

Kelemahan Penginderaan Jauh: 
1. Terkadang untuk pemetaan yang detail, akurasinya tidak selalu baik karena bergantung pada resolusi citra yang digunakan 
2. Memerlukan tenaga ahli yang mumpuni/ahli.

Manfaat Penginderaan Jauh: 
1. Pemetaan geologi dan geomorfologi, misalnya eksplorasi mineral dan energi 
2. Pemetaan terjadinya suatu fenomena di muka bumi, misalnya kebakaran, kebanjiran, degradasi lahan, perubahan lahan, dan lain – lain. 
3. Pemetaan bencana alam

INTERPRETASI CITRA

Pengertian interpretasi citra: mengindentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek yang tergambarkan pada citra tersebut (Sutanto, 1986) -> 


Citra terbagi menjadi citra foto dan citra non foto

Unsur-unsur interpretasi peta:
✔️✴️Rona dan warna
Rona: tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada suatu citra yang dinyatakan dalam derajat keabuan dan bergantung cuaca
Warna: wujud yang tampak oleh mata berdasarkan jenis spektrum
✔️❇️Bentuk
Mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau garis besar pada wujud suatu objek
Atribut yang jelas
Menyangkut pada kerangka suatu objek
✔️✴️Ukuran
Atribut objek yang berupa jarak, luas, tinggi, gradien, dan volume
Berkaitan dengan penggunaan skala -> penyebutan ukuran tidak selalu sama
✔️❇️Pola
Berkaitan dengan susunan keruangan objek
Pengulangan bentuk umum sekelompok objek
Ciri yang menandai sekelompok objek

✔️✴️Bayangan
Akibat pantulan sinar matahari pada suatu objek
Memperkirakan profil dan ketinggian relief pada suatu objek
Efek: dapat mempertegas dan memperlemah kenampakan objek

✔️✴️Tekstur
Ukuran frekuensi perubahan rona pada citra
Hasil dari agregasi / pengelompokkan satuan kenampakan yang terlalu kecil tapi dapat dibedakan
Bergantung ada skala dan resolusi citra
Meliputi tingkatan aksar, sedang, dan halus

✔️❇️Situs
Bukan ciri objek selain langsung, melainkan kaitannya dengan lingkungan sekitarnya
Penjelasan objek terhadap objek lain yang lebih dapat dijadikan sebagai dasar untuk identifikasi objek yang dikaji 
Letak objek terhadap bentang darat

↕️✔️❇️Asosiasi
Keterkaitan antara objek yang satu dengan yang lain
Berguna sebagai petunjuk bagi adanya objek lain


Interpretasi citra atau penafsiran objek di permukaan bumi harus didasarkan pada ciri-ciri atau  unsur sebagai berikut.

  1. Ciri Spektral

Ciri spektral adalah hasil dari interaksi objek dengan tenaga elektro magnetik yang berasal dari dari pengambilan gambar. Maksudnya adalah tenaga elektro magnetik yang ditampilkan gambar tersebut apakah dapat menyajikan rona dan warna dari suatu objek atau tidak. Secara sederhana rona adalah bentuk sedangkan warna adalah tampilan yang mendominasi.

  1. Ciri Spasial

Ciri spasial adalah lanjutan dari ciri spektral. Jadi isi dari ciri spasial tersebut berisi rona, warna, pola, ukuran, bayangan, tekstur, dan asosiasi. Karena pada ciri spasial ini persebaran akan dapat dilihat secara nyata sehingga pengenalan akan lebih mudah untuk tersampaikan.

  1. Ciri Temporal

Ciri temporal adalah objek pengambilan gambar yang jelas pada waktu perekaman. Ciri temporal merupakan bentuk yang nyata. Jadi apabila hendak menganalisis interpretasi citra dari lahan akan terlihat lahan yang subur akan memiliki warna yang hijau sedangkan lahan yang kering akan nampak kecoklatan.

Dari 3 ciri tersebut dapat di jelaskan bahwa tingkat yang paling mudah diamati adalah warna dan rona. Seperti pada gambar berikut : 


contoh interpretasi obyek di permukaan bumi yang akan kita kaji adalah mengenai karakteristik untuk obyek rel kereta api.

1. Jalur rel kereta api memiliki bentuk memanjang. lebar sama dan biasanya lurus-lurus saja. Jarang belok yang menukik seperti itu.

2. Teksturnya halus, jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya maka akan memiliki rona yang cerah

3. Jika bertemu jalan raya atau simpangan umumnya tegak saja atau agak menyerong atau miring sedikit.

Senin, 19 September 2022

Soal hitungan geografi ini ada yang bertipe mudah dan ada juga yang lumayan sulit. Kuncinya adalah latihan sesering mungkin mengerjakannya. Berikut ini kumpulan soal latihan geografi fisik hitungan peta dan gradien termis. Selamat belajar. 1. Menghitung Gradien Termis (Penurunan Suhu di Troposfer) Prinsip = setiap kenaikan topografi 100 m, maka suhu turun rata-rata 0,6⁰C di troposfer. ∆ T = 26, 3⁰ - (h/100 x 0,6⁰)  -  26,3⁰ = suhu rata-rata daerah pantai (0 meter) - h = ketinggian tempat yang dicari - 0,6⁰ = penurunan suhu per 100 meter 2. Mencari skala peta dengan dua titik lokasi Membandingkan 2 titik di peta dengan 2 titik di lapangan. Contoh jarak A-B di peta adalah 10 cm, sementara jarak A-B di lapangan adalah 1.000 m. Berapa skala peta nya? 10 cm : 1.000 m (100.000 cm) 1 : 10.000 cm 3. Mencari skala/jarak di peta dengan perbandingan di peta lain yang sudah ada skalanya Contoh: Jarak A- B di peta Q = 2 cm dan tidak ada skalanya. Di peta Z, skala peta 1: 10.000 dan jarak A-B adalah 9 cm. Berapa skala peta 1? 2 x Q = 9 x 10.000 2 x Q = 90.000 Q = 90.000/2 = 45.000 jadi, skala peta Q adalah 1: 45.000 4. Menghitung Contur interval peta topografi Rumus Ci = 1/2.000 x skala peta (dalam meter) Contoh: Diketahui Ci pada peta adalah 25 m. Berapa skala peta topografi tersebut? Jawab: 25 = 1/2.000 x skala Skala = 2000 x 25 = 50.000 jadi skala peta nya 1: 50.000 5. Menentukan jarak asli di lapangan Contoh: Jarak A-B di peta = 5 cm dengan skala 1: 100.000 Jarak sebenarnya adalah 5cm x 100.000 cm = 5 km 6. Mengubah skala garis ke angka Berapa skala peta di bawah ini?. Ubah ke skala angka!
5 cm = 9 km 5 cm = 9.000.000 cm (ubah km ke cm dulu)1 1 cm = 180.000 cm (dibagi 5) Jadi skalanya 1: 180.000 7. Menghitung selisih derajat lintang dan bujur Rumus astronomis, tiap 1⁰ = 60 menit = 111 km Contoh di peta diketahui sebagai berikut Berapa skala peta di atas! Jarak A-B = 10 cm maka jarak sebenarnya adalah 40⁰ 22' - 40⁰ 20' = 2 2' = 2/60 x 111 km = 3,7 km (darimana 60?, karena 1⁰ =60 menit)