Sabtu, 31 Juli 2021

PRINSIP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI

PRINSIP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI
1. Prinsip Geografi
Setiap bidang ilmu mempunyai konsep dan prinsip tersendiri, meskipun 
terkadang ada kesamaan prinsip antara beberapa bidang ilmu. Prinsip suatu ilmu 
digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dengan 
memahami karakteristik yang dimiliki dan keterkaitan fenomena tersebut dengan 
permasalahan lain. Adapun prinsip-prinsip yang dipegang dalam geografi sebagai 
berikut.
1) Prinsip Penyebaran 
Geografi menganut prinsip ini karena adanya persebaran fenomena geografi 
yang tidak merata di muka Bumi ini. Misalnya, penyebaran potensi air yang 
berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, penyebaran limbah cair 
dalam tanah, penyebaran polusi udara, dan sebagainya. 
2) Prinsip Interelasi 
Permasalahan yang terjadi di alam dengan manusia saling terkait. Interelasi 
ini dapat terjadi antara alam dengan alam itu sendiri maupun alam dengan 
manusia. Misalnya, fenomena banjir yang terjadi akibat penebangan hutan di 
wilayah hulu atau kekeringan yang berkepanjangan sebagai dampak adanya 
La Nina. 
3) Prinsip Deskripsi 
Seperti sudah kamu ketahui bahwa alam dan manusia saling berkaitan. 
Bentuk keterkaitan ini dapat digambarkan dalam bentuk deskripsi seperti 
halnya awal kemunculan ilmu geografi yang dimulai dari deskripsi yang 
dituangkan dalam catatan perjalanan. 
4) Prinsip Korologi 
Prinsip ini menganut kerterpaduan antara ketiga prinsip sebelumnya. 
Diterapkan dengan mengkaji persebaran, interelasi, dan deskripsi suatu 
wilayah. Kondisi wilayah akan memberikan ciri khas pada kesatuan gejala, 
fungsi, dan bentuk.
2. Pendekatan Geografi
Dalam geografi modern yang dikenal dengan geografi terpadu (Integrated 
Geography) digunakan tiga pendekatan atau hampiran. Ketiga pendekatan 
tersebut, yaitu analisis keruangan, kelingkungan atau ekologi, dan kompleks 
wilayah.
1) Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan menekankan pada keruangan. Ruang adalah 
seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup 
tumbuhan, hewan dan manusia. Pendekatan keruangan menganalisis gejala-
gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang.
Pendekatan ini mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat 
pentingnya seperti perbedaan struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan 
terkait dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis, 
dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga 
elemen tersebut. Distribusi elemen geografi ini akan membentuk pola seperti 
memanjang, radial, dan sebagainya. Nah, proses keruangan sendiri berkenaan 
dengan perubahan elemen pembentuk ruang. Ahli geografi berusaha mencari 
faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola 
sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien, dan wajar. 
Analisis keruangan mempelajari perbedaan karakteristik suatu wilayah, 
baik yang menyangkut kondisi maupun manusianya. Dalam analisis 
keruangan perlu diperhatikan:
- penyebaran penggunaan ruang yang telah ada;
- penyebaran ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang 
direncanakan.
Nah, dengan cara seperti ini kalian bisa menganalisis suatu gejala alam yang 
terjadi di sekitar wilayah kalian. Bahkan bencana alam yang akhir-akhir ini 
mendera bangsa kita.
2) Pendekatan Kelingkungan/Ekologis
Ekologi adalah ilmu yang mepelajari inetraksi antara organisme hidup 
dan lingkungannya. Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi 
organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang 
ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi 
mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku 
mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran 
lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. 
Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini 
masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya 
banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan 
pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan 
kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
a. Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, seperti 
jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu. 
b. Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di 
lokasi tersebut. 
c. Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan. 
d. Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang 
ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir. 
e. Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif 
pemecahan masalah ini.
3) Pendekatan Komplek Wilayah
Analisis ini mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan 
analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal differentiation” 
yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini 
mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain.
Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat 
permintaan dan penawaran. 
Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan 
kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial 
di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah 
dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas 
wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka 
panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.

Objek geografi, aspek geografi dan konsep esensial geografi

OBYEK, ASPEK, KONSEP GEOGRAFI
Pada kegiatan pembelajaran kali ini ada tiga materi yang akan kalian pelajari, yaitu 
objek geografi, aspek geografi dan konsep esensial geografi yang ketiganya 
merupakan materi penting dalam kompetensi dasar ini. Untuk itu, pelajarilah dengan 
seksama dan cermat.
1. Objek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki objek yang menjadi bidang kajiannya. Objek
bidang ilmu tersebut berupa objek material dan objek formal. Objek material 
berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan objek formal berkaitan 
dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi 
(objek material) tersebut. 
a) Pada objek material
Antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki 
substansi objek yang sama atau hampir sama. Objek material ilmu geografi
berkaitan dengan bentang lahan fisik dan bentang lahan manusia. Objek 
material geografi adalah fenomena geosfer yang, dan antroposfer. 
Objek material yang berkaitan dengan bentang lahan fisik atau lingkungan 
alam meliputi litosfer (geologi, geomorfologi dan pedologi), hidrosfer
(aseanografi dan hidrologi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi), biosfer
(botani dan zoologi).
Objek material yang berkaitan dengan bentang lahan budaya atau 
lingkunga manusia meliputi geografi sosial, geografi penduduk, geografi kota, 
geografi ekonomi dan lain sebagainya.
b) Objek formal 
Objek formal geografi berupa pendekatan (cara/sudut pandang) yang 
digunakan dalam memahami objek material. Dalam konteks itu geografi 
memilki sudut pandang spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain:
1) Sudut pandang keruangan
Melalui sudut pandang keruangan, objek formal ditinjau dari segi nilai 
suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita bisa mempelajari 
tentang letak, jarak, keterjangkauan (aksesibilitas), dan sebagainya.
2) Sudut pandang kelingkungan
Sudut pandang ini diterapkan dengan cara mempelajari suatu tempat 
dalam kaitannya dengan keadaan suatu tempat beserta komponen-
komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-
komponen tersebut terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
3) Sudut pandang kewilayahan
Pada sudut pandang ini, objek formal dipelajari kesamaan dan 
perbedaannya antarwilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari sudut 
pandang ini kemudian muncul pewilayahan seperti kawasan gurun, yaitu 
daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa dalam komponen 
atmosfer.
4) Sudut pandang waktu
Objek formal dipelajari dari segi perkembangan dari periode ke 
periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. 
Contoh: perkembangan wilayah dari tahun ke tahun dan kondisi garis 
pantai dari waktu ke waktu.
Berdasarkan cara pandang objek formal, maka muncullah enam pertanyaan pokok 
sebagai ciri khas geografi yang dikenal dengan istilah 5W 1H, yaitu:
a. Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang 
terjadi. 
b. Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena 
alam. 
c. Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam 
berlangsung. 
d. Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya 
fenomena alam. 
e. Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang 
menyebabkan terjadinya fenomena alam. 
f. Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya 
fenomena alam.
Salah satu contoh kasus fenomena atau gejala alam adalah gempa bumi 
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, pada tanggal 27 
Mei 2006. Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang sangat 
merugikan manusia. Analisis peristiwa gempa bumi di Daerah Istimewa 
Yogyakarta dan Jawa Tengah, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut. 
a. Apa fenomena alam yang terjadi? Tsunami
b. Kapan terjadinya? 26 Desember 2004. 
c. Di mana terjadi gempa bumi tersebut? Di Samudera Hindia tepatnya di 
Pantai Selatan Sumatera, sekitar 149 km Meulaboh, Naggroe Aceh 
darussalam. 
d. Mengapa terjadi peristiwa itu? Peristiwa tersebut terjadi karena adanya 
pergerakan lempeng tektonik antara lempeng Indo-Australia dan 
lempeng Eurasia. 
e. Siapa atau apa yang menyebabkannya? Adanya tumbukan antara dua 
lempeng tektonik. 
f. Bagaimana tsunami itu dapat terjadi? Gempa yang terjadi di perairan 
barat Aceh, Nicobar, dan Andaman, merupakan akibat dari interaksi 
lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa-gempa besar yang 
mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut pada kedalaman 10 
kilometer-tergolong gempa dangkal-itu telah menimbulkan gelombang 
tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia 
Selatan, yang berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut. Pergeseran 
batuan secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai 
pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut. Dasar 
samudra yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan menaikkan 
permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah 
pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. 
Proses ini juga akan menggoyang air laut hingga menimbulkan 
gelombang laut yang disebut tsunami. Ukuran gelombang ini bisa hanya 
beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter.
2. Aspek Geografi
Keterkaitan geografi dengan disiplin ilmu lain dapat dibedakan berdasarkan 
aspek-aspek geografi. Aspek geografi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu aspek 
fisik dan aspek sosial.
a. Aspek Fisik
Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena geosfer yang mempengaruhi 
kehidupan manusia, meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis dan semua 
fenomena alam yang dapat diamati langsung. Contohnya sebagai berikut:
1) Aspek topologi
Aspek topologi adalah aspek yang berkaitan dengan bentuk muka bumi 
(morfologi), letak atau lokasi sutua wilayah, luas dan batas-batas wilayah 
yang mempunyai ciri khas tertentu.
2) Aspek abiotik
Aspek abiotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur kondisi tanah, 
hidrologi, iklim dari suatu wilayah
3) Aspek biotik
Aspek biotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur tumbuhan, 
hewan dan manusia (penduduk).
b. Aspek Non Fisik/Sosial
Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang 
berhubungan dengan aktivitas dan pola hidup manusia (kebudayaan). Pada 
aspek sosial, manusia berperan sebagai fokus utama dari kajian geografi 
dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan 
perilaku manusia dengan lingkungannya.
Aspek sosial terdiri dari:
a) Aspek sosial
Aspek sosial adalah aspek yang berkaitan dengan unsur tradisi, adat-
istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
b) Aspek ekonomi
Aspek ekonomi meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, 
perdagangan, transportasi, pasar dan kegiatan ekonomi lainnya.
c) Aspek budaya dan politik
Aspek budaya adalah adalah aspek yang berkaitan dengan unsur 
pendidikan, agama, bahasa dan kesenian, sedangkan aspek politik 
berkaitan dengan unsur kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan 
masyarakat.
Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi 
menjadi dua cabang utama.
Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut: 
1) Geografi fisik 
Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di 
permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala 
prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di 
permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia, misalnya gunung, 
dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran 
kenampakan alam yang bervariasi serta mencari jawaban tentang 
pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa lalu.
2) Geografi Sosial 
Geografi sosial disebut juga geografi manusia merupakan cabang geografi 
yang obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas 
ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam 
melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-
cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi 
permukiman dan geografi sosial
Antara geografi fisik dan geografi manusia sangat berkaitan. Lingkungan 
fisik membatasi dan mengatur kondisi yang berpengaruh terhadap perilaku 
manusia dan budaya. Sebagai contoh, iklim tertentu cocok untuk pertumbuhan 
jenis tanaman tertentu. Tanaman seperti padi, tumbuh subur di daerah yang 
banyak menerima curah hujan. Akan tetapi, agar manusia tetap dapat menanam 
padi di daerah kurang hujan, mereka melakukan modifikasi lahan dengan 
membuat saluran pengairan dan kadangkadang mengeksplorasi lingkungan fisik. 
Penebangan hutan untuk memperluas lahan pertanian dan permukiman 
adalah contoh eksplorasi lingkungan fisik lainnya. Keingintahuan tentang interaksi 
antara lingkungan fisik dan manusia yang kompleks menjadi alasan penting dalam 
mempelajari geografi.
3. Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang merujuk pada sesuatu. Konsep esensial 
suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau 
menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang 
kajian suatu ilmu. Oleh karena itu, konsep esensial merupakan elemen yang 
penting dalam memahami fenomena yang terjadi.Dalam geografi dikenali 
sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
1) Lokasi 
Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep 
lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut 
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan 
garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan 
tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis 
bumi.
Contoh: Indonesia terletak antara 6O LU sampai 11O LS dan 95O BT sampai 
141O BT
b. Lokasi Relatif 
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di 
sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang 
ada di sekitarnya.
Contoh: Kota Magelang terletak di sebelah Utara Kota Yogyakarta
2) Jarak 
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua 
objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak 
memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
a. Jarak Mutlak 
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan 
atau dijelaskan melalui ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, 
kilometer, dan sebagainya. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan 
tidak dapat berubah-ubah.
Contoh: Jarak Kota Palembang ke Bandar Lampung sejauh 400 km.
b. Jarak Relatif 
Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan 
dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Contoh: Jarak tempuh Jakarta ke Surabaya selama 12 jam melalui perjalan 
darat. 
3) Morfologi 
Morfologi adalah konsep yang berkaitan dengan bentuk permukaan bumi 
secara keseluruhan misalnya dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, 
lembah, dan sebagainya.
Contoh; dieng merupakan daerah dataran tinggi di Jawa Tengah
4) Keterjangkauan 
Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari 
satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada 
jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.
Contoh: harga tanah di daerah yang dekat jalan raya lebih tinggi dibandingkan 
harga tanah di daerah yang jaub dari jalan raya.
5) Pola 
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di 
permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Contoh: pemukiman penduduk yang berada di sekitar aliran sungai akan 
mengikuti pola aliran sungai
6) Aglomerasi 
Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok menjadi satu 
bentuk atau struktur. 
Contoh: Tangerang merupakan daerah kawasan Indiustri yang dikenal dengan 
sebutan kota 1000 pabrik.
7) Nilai Kegunaan 
Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah 
yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan 
suatu wilayah.
Contoh: Dataran aluvial dimanfaatkan untuk daerah pertanian karena 
tanahnya subur.
8) Interaksi/Interpendensi 
Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan 
ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi 
kebutuhannya. 
Contoh: Pasar di kota membutuhkan pasokan bahan mentah seperti sayuran 
dan buah-buahan dari desa.
9) Diferensiasi Area 
Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk 
menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain 
karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing. 
Contoh: masyarakat di daerah pegunungan cenderung menggunakan pakaian 
yang tebal, bebeda dengan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai lebih 
sering menggunakan pakaian yang tipis.
10) Keterkaitan Ruang 
Keterkaitan ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan 
antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah.
Contoh: Jakarta sering digenangi banjir akibat hujan di daerah Bogor

RUANG LINGKUP GEOGRAFI

Uraian Materi Ruang Lingkup Geografi
A. Sejarah Perkembangan Geografi
Sebagai ilmu pengetahuan, geografi berkembang dari masa ke masa, di mana 
dalam hal ini dikategorikan ke dalam 5 tahap perkembangan. Sejarah geografi itu 
dimulai dari geografi klasik yang berkembang di sekitar abad VI – I SM; geografi 
abad pertengahan dan renaissance; geografi modern; geografi akhir abad XIX dan 
awal abad XX; dan geografi mutakhir.
1) Geografi Klasik
Pada masa ini, pengetahuan tentang bumi masih dipengaruhi oleh 
mitologi dan cerita rakyat. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada 
pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri, dan menambahkan 
teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan, 
dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai. 
Beberapa tokoh geografi klasik antara lain: Amaximandaros, Thales,
Herodotus, Eratosthenes, Ptolomeus.
2) Geografi Abad Pertengahan dan Renaissance
Pada masa ini, bangsa Arab seperti Al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu 
Khaldun memelihara dan terus membangun warisan yang ditinggalkan 
bangsa Yunani dan Romawi di masa Geografi Klasik. Lewat perjalanan 
Marcopolo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Saat itu, tujuan perjalanan 
para penjelajah sudah meliputi gold, glory, dan gospel.
Pada akhir abad pertengahan perkembangan geografi banyak 
dipengaruhi oleh bangsa-bangsa di dunia. Bagian barat Wilayah-wilayah baru 
juga banyak ditemukan pada masa ini. Adapun beberapa tokoh geografi pada 
masa ini adalah Marcopolo, Bartholomeus Diaz, Vasco Da Gama, Columbus, 
Amerigo Vespucci dan Copernicus, Ibnu Khaldun.
3) Geografi Modern
Pada masa ini, geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap, 
dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa, terutama yang ada 
di Perancis dan Jerman. Adapun beberapa tokoh geografi modern lainnya 
adalah Immanuel Kant, Alexander Van Humbolt, Karl Ritter, Charles Darwin.
4) Geografi Akhir Abad XIX
Ciri pandangan geografi akhir abad ke 19 adalah terhadap iklim, 
tumbuhan, hewan serta terhadap bentang alam. Kebanyakan ahli geografi 
pada periode ini memperdalam geologi pada penelitiannya dan kajian
geografi manusia semakin berkurang. Beberapa tokoh geografi zaman ini 
adalah Fiederich Ratzel, Ferdinand Von Ritchoften, Hartshorne, Vidal De la 
Blache, Preston E. James, Frank Debenham.
5) Geografi Mutkahir
Perkembangan geografi saat ini lebih mengarah pada upaya pemecahan 
masalah yang dihadapi manusia. Geografi tidak bisa lepas dari ilmu lainnya 
dan sudah menggunakan metode kuantitatif dan peranti komputer dalm
penyelidikannya. Tokohnya antara lain Wrigley, Peter Hagget. 
B. Pengertain Geografi
Pemahaman geografi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu 
seiring kemajuan pemikiran penelaahan manusia. Kata geografi berasal dari geo
yang artinya bumi, dan graphein yang artinya gambaran. Ungkapan itu pertama 
kali dikemukakan oleh Eratosthenes (276-194 SM) seorang ilmuwan Yunani 
memperkenalkan pengertian geografi dalam bukunya yang berjudul 
“Geographica”. Kata itu berakar dari geo yang artinya bumi dan graphika yang 
artinya lukisan atau tulisan. Eratosthenes berpendapat bahwa Bumi berbentuk 
bulat.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang geografi yang dikemukakan 
oleh para ahli, diantaranya yaitu:
1) Bernahadus Varenius (1622-1650)
Bernahadus Varenius dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan 
bahwa geografi adalah campuran dari matematika yang membahas kondisi 
Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya. Ia
membagi bidang kajian geografi menjadi dua, yaitu geografi umum dan 
geografi khusus. 
Geografi umum membahas tentang karakteristik Bumi mencakup tiga 
bagian yaitu: 
a) Terestrial, merupakan pengetahuan tentang Bumi secara keseluruhan, 
bentuk, dan ukurannya.
b) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi dengan bintang-bintang yang 
merupakan cikal bakal ilmu Kosmografi.
c) Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai Bumi, letak, dan 
tempat-tempat di permukaan Bumi.
Sedangkan geogrfai khusus mendeskripsikan tentang wilayah yang 
terdiri dari tiga aspek, yaitu:
a) Atmosfer, yang secara khusus membicarakan iklim.
b) Litosfer, yang secara khusus menelaah permukaan Bumi meliputi relief, 
vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
c) Manusia, yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan, dan 
pemerintahan dari berbagai negeri.
2) Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik 
pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua 
gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku 
Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang 
objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar 
dalam wilayah di permukaan Bumi.
3) Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi ketika 
ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar geografi 
fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa dengan geografi 
fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku 
Bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe 
permukaan Bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan 
hidrosfer dan biosfer.
4) Bintarto (1977) 
Bintarto mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang 
mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk 
serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari 
fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
5) Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal-hal 
yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu 
pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu 
spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi 
mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun manusiawi di muka 
Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia 
harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, 
geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan 
kesatuan fisiografisnya.
6) Hasil Seminar Semarang (1988) 
Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 
menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari 
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang 
kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan. 
Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam 
studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau 
masalah dalam suatu ruang.
C. Ruang Lingkup Geografi
Karl Ritter berpendapat bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat 
tinggal manusia. Berdasarkan konsep itu, bumi sebagai tempat tinggal manusia 
berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk 
oleh aktivitas manusia. Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya 
terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-
wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu 
penting artinya bagi kehidupan manusia. Menurut Huntington (Bintarto, 1977), 
geografi terbagi menjadi empat cabang, yaitu: 
a. Phisical Geography yang mempelajari faktor fisik alam; 
b. Pitogeography yang mempelajari tanaman; 
c. Zoogeography yang mempelajarai hewan; 
d. Antropogeography yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner (Bintarto, 1977), cabang-cabang geografi terdiri 
atas: (1) Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan 
hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan 
geografi tata guna lahan; (2) Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi 
penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi 
pertanian; geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik; (3) geografi 
regional. 
Luasnya ruang lingkup geografi menimbulkan kebutuhan spesialisasi. Oleh 
karena itu muncul cabang-cabang ilmu geografi pendukung, yaitu sebagai berikut.
1) Geologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian, struktur, komposisi, sejarah, 
dan proses perkembangan bumi.
2) Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan 
proses pembentukannya.
3) Klimatologi adalah imu yang mempelajari tentang iklim dan faktor-faktor
pembentuknya serta pengklasifikasian dalam sutau kelompok iklim.
4) Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lautan.
5) Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari pesrsebaran hewan dan tumbuhan.
6) Kartografi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pembuatan peta.
7) Penginderaan jauh adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik memperoleh 
informasi tentang suatu objek dengan alat tanpa kontak langsung dengan 
objek tersebut.