Kamis, 25 November 2021

MATERI BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

Salam sehat smantizen….. untuk KD 3.4 kita membahas tentang BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
Jangan lupa untuk membaca materi ini karena ini adalah bahan untuk ujian semester. Buat peta konsep materi. Benar benar pahami materi…………………….
Kompetensi Dasar:
3.4 Menganalisis dinamika planet Bumi sebagai ruang kehidupan
4.4 Menyajikan karakteristik planet Bumi sebagai ruang kehidupan dengan menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, foto dan/atau video
A.      Teori Pembentukan Tata Surya
a.    Teori Pasang Surut 
 Gambar 1. Teori Pasang Surut
        
Gambar 1. Teori Pasang surut  
Sumber : https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut
 Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys tahun (1891) Menurut mereka,terdapat bintang raksasa mendekati Matahari yang menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Peristiwa itu membentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet.
b.   Teori Ledakan Besar

Gambar 2. Teori ledakan besar
Sumber: https://www.harapanrakyat.com
 Teori ledakan besar (big bang) menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa cakram tersebut meledak, membentuk galaksi dan nebula-nebula.

Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi.

 

c.    Teori Nebula

Gambar 3. Teori Nebula

                                                        Sumber:https://www.konsepgeografi.net/2016/07/teori-nebula.html
Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori ”nebula” Kant-Laplace.

Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat kabut yang terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabut di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena penurunan suhunya. 

 





d.    Teori Planetasimal

Gambar 4. Teori Planetasimal

Sumber: https://www.geologinesia.com/2017/10/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-perspektif-sains.html

Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton (1872-1952) beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik.

 

e.    Teori Bintang Kembar

Gambar 5. Teori Bintang Kembar 
 Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-bintang-kembar
Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan- pecahannya adalah planet yang mengelilinginya.

 

B.       Teori Pembentukan Bumi
Pada awal pembentukan seluruh bagian planet Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radiokatif.

Akresi adalah penambahan panas oleh benda-benda angkasa. Kompresi adalah proses pemadatan Bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi mengakibatkan unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium dan potasium, dimana pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas.

Gaya dan proses yang terjadi di dalam bumi akan dapat menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentuk muka bumi, seperti terjadinya daratan (benua), pegunungan dan perbukitan, cekungan, lembah, tebing, dan lain-lainnya yang merupakan relief muka bumi.

Berikut ini adalah beberapa teori pembentukan muka bumi menurut para ahli:

1)        Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)

Awalnya teori ini dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan didukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan dari masa  ke masa karena adanya proses pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Teori ini belum dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.

2)        Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 menyebutkan bahwa bumi awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub utara (benua Asia, Eropa dan Amerika Utara) dan Gondwana pada bagian kutub selatan (benua Afrika, Australia dan Amerika Selatan).

3)        Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Pada tahun 1912, Alfred Wegener mengemukakan bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua yang sangat besar dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian Pangea ini terpecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan sentripugal dari rotasi bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti bahwa terdapatnya kesamaan garis pantai, batuan dan fosil antara Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur.

 4)        Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927, kemudian dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan-batuannya semakin tua.
5)        Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer.

Litosfer bumi terdiri dari dua lempeng yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera tersusun oleh batuan basa yang dapat dijumpai di dasar samudera, sedangkan lempen benua tersusun oleh batuan asam.

Berdasarkan arah pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a)    Gerak konvergen yaitu berupa gerakan saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.

Ada tiga jenis gerakan konvergen yaitu:

-               Subduksi : Pergerakan konvergen antara lempeng benua dan lempeng samudera, dengan lempeng samudera jatuh di bawah lempeng benua, karena gravitasi spesifik lempeng benua kurang dari lempeng samudera. Contohnya adalah parit yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa, ke selatan Nusa Tenggara.

-               Obduksi : Pergerakan konvergen diantara kerak benua dan kerak samudera, tempat kerak benua tenggelam/ menunjam di bawah kerak samudera. Penunjaman ini terjadi yakni karena adanya perubahan dari batas lempeng divergen kemudian menjadi konvergen, menimbulkan terjadinya kerak benua berbenturan dengan kerak samudera.

-               Kolisi : Gerakan konvergen antara lempeng benua dan lempeng benua. Kedua pelat memiliki massa jenis yang tidak berbeda untuk membentuk pegunungan yang tinggi, seperti Pegunungan Himalaya.

b)   Gerak divergen, yaitu Gerakan lempeng dimana lempeng bergerak saling menjauh, dengan gaya yang bekerja pada gerakan ini adalah gaya tarik (tensional). Perbedaan ini menyebabkan magma naik dari pusat bumi, membentuk dasar lautan atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar Samudera Atlantik;

c)    Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km merupakan salah satu relief yang terbentuk akibat adanya proses transform ini.

Selasa, 23 November 2021

KSN GEO 1

GEOLOGI DASAR Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi Fisik adalah bagian ilmu geologi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Geologi Dinamis adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari dan membahas tentang sifat- sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisma, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan. Skala Waktu Geologi adalah sistem penanggalan bumi yang dipakai untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi lagi menjadi Era (Kurun), dan Era dibagi menjadi Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala). Terdapat 2 jenis pembagian Skala Waktu Geologi, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala Waktu Nisbi (Radiometri): 1 Skala Waktu Relatif adalah skala waktu geologi yang didasarkan atas fosil-fosil yang terdapat dalam batuan sepanjang sejarah bumi. 2 Skala Waktu Absolut (Radiometri) adalah skala waktu geologi yang didasarkan atas penentuan penanggalan isotop radioaktif pada mineral-mineral radioaktif yang terdapat dalam batuan. Gambar 1 Skala Waktu Geologi. Transgresi dan Regresi 1 Transgresi (Genang Laut) dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). 2 Regresi (Susut Laut) dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Hubungan Potong Memotong (Cross-cutting Relationship) adalah hubungan kejadian antar batuan. Urutan pembentukan batuan dapat ditentukan berdasarkan hubungan potong memotong, dimana batuan yang dipotong (diterobos) terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobosnya. Gambar 1. Hubungan potong memotong (crosscutting relationships): Fm. Lutgrad, Fm. Birkland, dan Fm. Leet Junction diterobos oleh intrusi Granit dan kemudian terbentuk Fm. Larsonton disertai intrusi Dike, kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Fm. Foster, Fm. Hamlinville, dan Skinner Guich Limestone. Gambar 2. Foto singkapan batuan intrusi dyke (warna gelap) memotong batuan samping (warna terang). Intrusi dyke lebih muda terhadap batuan sampingnya. Gambar 3. Foto singkapan batuan intrusi korok (warna coklat muda) memotong batuan samping (warna abu-abu kecoklatan). Intrusi gang lebih muda terhadap batuan sampingnya. Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng 1 Hipotesa Nebula Menurut beberapa para ahli, Immanuel Kant, Pierre Marquis de Laplace. Agar kita dapat lebih menghayati dan memahami sifat-sifat yang terkandung dan Helmholtz, adalah yang beranggapan adanya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas karena penyebarannya yang sangat terpencar. Benda tersebut yang kemudian disebutnya sebagai awal-mula dari MATAHARI, digambarkannya sebagai suatu benda (masa) yang bergaris tengah 2 bilyun mil yang berada dalam keadaan berputar. Gerakan tersebut menyebabkan Matahari ini secara terus-menerus akan kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Akibat dari proses pengkerutan tersebut, maka ia akan berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada bagian ekuator kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gayaberatnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari Matahari tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planet-planet. 2 Hipotesa Planetisimal Berdasarkan pemikiran dari Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton. Teori ini mengemukakan adanya suatu Bintang yang besar yang menyusup dan mendekati Matahari. Akibat dari gejala ini, maka sebagian dari bahan yang membentuk Matahari akan terkoyak dan direnggut dari peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk dari bahan- bahan yang direnggut tersebut yang kemudian memisahkan diri dari Matahari. Sesudah itu masih ada bermunculan teori-teori lainnya yang juga mencoba menjelaskan terjadinya planet- planet yang mengitari Matahari. Tetapi rupanya kesemuanya itu lebih memfokuskan terhadap pembentukan planit-planit itu sendiri saja tanpa mempedulikan bagaimana sebenarnya Matahari itu sendiri terbentuk. 3 Hipotesa Pasang Surut Bintang Hipotesa pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesa tersebut. 4 Hipotesa Kondensasi Hipotesa kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesa kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. 5 Hipotesa Bintang Kembar Hipotesa bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesa mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. Asal Mula Tata Surya Disusul oleh Fred Hoyle pada tahun 1960 mengemukakan: bahwa magneto hydrodinamic telah mempengaruhi sifat daripada bahan asal didalam awan debu yang berupa gas yang terionkan yang berputar dengan cepat. Melalui gas-gas ini akan didapat garis-garis gaya “magneto hydrodinamic”yang diumpamakan serupa dengan benang-benang elastis yang mengikat gas-gas tersebut. Gas-gas yang terdapat dibagian luar dari awan akan berputar lebih lambat dibandingkan dengan yang berada di bagian dalam sehingga akibatnya benang-benang ituakan mempunyai kecenderungan untuk melilit dan merentang. Keadaan seperti ini akan menyebabkan peningkatan terhadap momentum pada bagian luar, yang kemudian akan membentuk planit-planit dan akan mengurangi bagian tengahnya yang kemudian pula akan membentuk Matahari. GEOGRAFI – PAKET 1 GEOGRAFI – PAKET 1 Proses Pemadatan Bumi Pada awalnya terbentuk Protoplanet yang bervolume besar namun dengan kerapatan yang kecil, tersusun oleh gas yang bersifat heterogen Selanjutnya kemudian terbentuk planet yang berukuran lebih kecil dari Protoplanet namun lebih rapat dan mempunyai bagian dalam yang ber- beda-beda / berlapis- lapis. H dan He hilang ke ruang angkasa. Susunan Interior Bumi Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya Tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi. Gambar 5. Sifat rambat gelombang P dan S pada interior bumi. Terlihat gelombang P dapat merambat pada interior bumi baik yang berfasa padat maupun berfasa cair, sedangkan gelombang S tidak pada Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair. Bagian-bagian utama dari Bumi yang terlihat pada gambar 2.5, yaitu : (1) Inti, yang terdiri dari bagian. Inti bagian dalam yang bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari unsur besi, dengan jari-jari 1216 Km., Inti bagian luar, berupa lelehan (cair), dengan unsur–unsur metal mempunyai ketebalan 2270 Km; Kemudian (2) Mantel Bumi setebal 2885 Km; terdiri dari batuan padat, dan berikutnya (3) Kerak Bumi, yang relatif ringan dan merupakan “kulit luar” dari Bumi, dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 40 Km. Gambar 6. Susunan Interior Bumi : Inti Bagian Dalam (Inner Core); Inti Bumi Bagian Luar (Outer Core); Mantel; dan Kerak Bumi (Lithosphere) Tektonik Lempeng 1. Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift) Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad ke 19, yaitu ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada kala itu dengan mengajukan hipotesa tentang benua benua yang bersifat mobil yang ada di permukaan bumi. Sebenarnya teori tektonik lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Wegener (1915) dalam bukunya “The Origins of Oceans and Continents”. Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu yang kemudian terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini. Bukti bukti tentang adanya super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu didukung oleh fakta fakta sebagai berikut: a) Kesamaan garis pantai benua Amerika Selatan dan pantai barat Benua Afrika b) Persebaran fosi binatang yang sama antara Amerika Selatan dan Benua Afrika - Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika. - Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika. - Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika. - Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika. c) Kesamaan jenis batuan d) Bukti iklim purba (Paleoclimatic) e) Pengapungan Benua dan Paleomagnetisme Suatu metoda yang dipakai untuk mengetahui medan magnet purba adalah dengan cara menganalisa beberapa batuan yang mengandung mineral-mineral yang kaya unsur besinya yang dikenal sebagai fosil kompas. Mineral yang kaya akan unsur besi, seperti magnetite banyak terdapat dalam aliran lava yang berkomposisi basaltis. Saat suatu lava yang berkomposisi basaltis mendingin (menghablur) dibawah temperatur Curie (– 580 C), maka butiran butiran yang kaya akan unsur besi akan mengalami magnetisasi dengan arah medan magnet yang ada pada saat itu. Sekali batuan tersebut membeku maka arah kemagnetan (magnetisasi) yang dimilikinya akan tertinggal di dalam batuan tersebut. Arah kemagnetan ini akan bertindak sebagai suatu kompas ke arah kutub magnet yang ada. Jika batuan tersebut berpindah dari tempat asalnya, maka kemagnetan batuan tersebut akan tetap pada arah aslinya. Batuan batuan yang terbentuk jutaan tahun yang lalu akan merekam arah kutub magnet pada saat dan tempat dimana batuan tersebut terbentuk, dan hal ini dikenal sebagai Paleomagnetisme. 2. Hipotesa Pemekaran Lantai Samudra (Sea Floor Spreading) Pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya pemekaran lantai samudra yang terjadi di pematang tengah samudra ( mid oceanic ridges), Guyots, serta umur kerak samudra yang lebih muda dari 180 juta tahun. Hipotesa pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik tepatnya di Pematang Tengah Samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu Pematang Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku. Pergerakan lantai samudra (litosfir) ke arah kiri dan kanan di sepanjang sumbu pemekaran Pematang Tengah Samudra lebih disebabkan oleh arus konveksi yang berasal dari lapisan mantel bumi (astenosfir). Arus konveksi inilah yang menggerakan kerak samudra (lempeng samudra) yang berfungsi sebagai ban berjalan (conveyor-belt). Gambar 7 memperlihatkan ilustrasi dari pemekaran lantai samudra oleh arus konveksi yang adadi lapisan astenosfir. Gambar 7. Arus konveksi yang menggerakan lantai samudra (litosfir), pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudra (Midoceanic ridge) dan penyusupan lantai samudra kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona subduksi 3. Teori Tektonik Lempeng Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang berasal dari dalam bumi. Dalam teori tektonik lempeng dinyatakan bahwa pada dasarnya kerak-bumi (litosfir) terbagi dalam 13 lempeng besar dan kecil. Adapun lempeng-lempeng tersebut terlihat pada gambar 8 sebagai berikut: 1) Lempeng Pasific (Pasific plate), 2) Lempeng Euroasia (Eurasian plate), 3) Lempeng India-Australia (Indian-Australian plate), 4) Lempeng Afrika (African plate), 5) Lempeng Amerika Utara (North American plate), 6) Lempeng Amerika Selatan (South American plate), 7) Lempeng Antartika (Antartic plate) serta beberapa lempeng kecil seperti : 1) Lempeng Nasca (Nasca plate), 2) Lempeng Arab (Arabian plate), dan 3) Lempeng Karibia (Caribian plate). 4) Lempeng Philippines (Phillippines plate) 5) Lempeng Scotia (Scotia plate) 6) Lempeng Cocos (Cocos plate) Batas – batas Lempeng 1) Batas Konvergen: Batas konvergen adalah batas antar lempeng yang saling bertumbukan. Batas lempeng konvergen dapat berupa batas Subduksi (Subduction) atau Obduksi (Obduction). Batas subduksi adalah batas lempeng yang berupa tumbukan lempeng dimana lsalah satu empeng menyusup ke dalam perut bumi dan lempeng lainnya terangkat ke permukaan (gambar 9 ). Contoh batas lempeng konvergen dengan tipe subduksi adalah Kepulauan Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara dengan lempeng samudra Hindia– Australia di sebelah selatan Sumatra-Jawa-NTB dan NTT. Batas kedua lempeng ini berupa suatu zona subduksi yang terletak di laut yang berbentuk palung (trench) yang memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah kepulauan Philipina, sebagai hasil subduksi antara lempeng samudra Philipina dengan lempeng samudra Pasifik. Obduksi ( Obduction) adalah batas lempeng yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua dengan benua yang membentuk suatu rangkaian pegunungan (gambar 10). Contoh batas lempeng tipe obduksi adalah pegunungan Himalaya yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua India dengan lempeng benua Eurasia. Gambar 9 Batas- batas lempeng : Konvergen (atas), (tengah) dan Transforms (bawah). Gambar 10. Jenis Batas Konvergen: Obduction/Obduk si (atas) dan Subduction/Subd uksi (bawah) 2) Batas Divergen: Batas divergen adalah batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan lainnya. Pemisahan ini disebabkan karena adanya gaya tarik (tensional force) yang mengakibatkan naiknya magma kepermukaan dan membentuk material baru berupa lava yang kemudian berdampak pada lempeng yang saling menjauh. Contoh yang paling terkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah Punggung Tengah Samudra (Mid Oceanic Ridges) yang berada di dasar samudra Atlantik, disamping itu contoh lainnya adalah rifting yang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab yang membentuk laut merah. 3) Batas Transform: Batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan dan saling bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar jenis Strike Slip Fault. Contoh batas lempeng jenis transforms adalah patahan San Andreas di Amerika Serikat yang merupakan pergeseran lempeng samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika Utara. Berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-lempeng yang ada saling bergerak dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng lempeng tersebut juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan rotasi yang terjadi bola bumi akan akan semakin cepat ke arah ekuator. Pada gambar 2.20 diperlihatkan prinsip-prinsip dari pergerakan lempeng bumi, dimana pada bagian kutub (Euler pole) masuk kedalam lingkaran besar sedangkan ke arah ekuator masuk kedalam lingkaran kecil. Interaksi antar lempeng dapat saling mendekat (subduction), saling menjauh dan saling berpapasan (strike slip fault). SOAL 1. Terjadinya gempa pada suatu wilayah secara berulang-ulang pada kurun waktu tertentu (siklus gempa), disebabkan oleh … . A. arus konduksi pada lapisan mantel B. arus konveksi pada lapisan astenosfer C. perubahan suhu pada lapisan mantel atas D. arus konveksi pada inti dalam (core) E. perbedaan berat jenis material 2. Material gunung api dikeluarkan pasca letusan dan berbahaya bagi mahluk hidup karena mengandung racun , adalah … . A. solfatar B. fumarol C. geyser D. makdani E. mofet 3. Pada peristiwa dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi akan membentuk, kecuali … . A. palung laut B. aktivitas vulkanik C. pematang tengah samudera D. daerah seismic E. penggerak gerakan lempeng 4. Jenis-jenis batuan 1. Sabak 2. Marmer 3. Antrasit 4. Permata 5. Topaz Jenis batuan metamorf yang terjadi karena pengaruh suhu tinggi dan mendapat tambahan gas lain dalam proses pembentukannya, ditunjukan oleh nomor ... . A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 5 D. 3 dan 4 E. 4 dan 5 5. Ciri-ciri gempa 1. episentrum di darat 2. kedalaman gempa < 100 km 3. kedalaman gempa > 100 km 4. episentrum di laut 5. kekuatan gempa > 6,5 SR Gempa tektonik yang disertai gelombang tsunami akan dipengaruhi sesuai nomor … . A. 1, 2, dan 3 B. 1, 2, dan 4 C. 1, 3, dan 5 D. 2, 4, dan 5 E. 3, 4, dan 5 6. Berikut ini adalah ciri-ciri mineral, kecuali… . A. Padat B. Alami C. Non-organik D. Ada struktur kristal E. Keras dan tidak tergores oleh kuku 7. Urutan dari paling bawah sampai ke atas lapisan bumi berdasarkan susunan kimiawianya yang tepat adalah… . A. Inti bumi  mesosfer  astenosfer  kerak bumi B. Inti  mantel  kerak bumi C. Inti dalam  inti luar  mesosfer  astenosfer  litosfer D. Inti dalam  inti luar  mantel  litosfer E. Inti  mantel  litosfer 8. Pasir dapat berubah menjadi batupasir, jika… A. Terendapkan B. Tererosi C. Terkompaksi D. Terlapukkan E. Terdeposisi 9. Contoh batuan beku berikut yang terbentuk secara ekstrusif dengan sifat magma intermediate adalah… . A. Riolit B. Granit C. Diorit D. Andesit E. Basal 10. Contoh batuan ekstrusif yang sering dijumpai di sekitar gunung api di Indonesia di Pulau Jawa adalah… . A. Riolit B. Granit C. Diorit D. Andesit E. Basal 11. Batuan sedimen yang memiliki ukuran butir sekitar 1/16 – 2 mm adalah… . A. Sandstone B. Claystone C. Siltstone D. Conglomerate E. Breccia 12. Berikut ini urutan batuan berderajat yang benar dari yang terkena tekanan tinggi sampai rendah, yaitu… . A. Gneiss  filite  sekis  sabak B. Gneiss  sekis  sabak  filite C. Gneiss  filite  sabak  sekis D. Gneiss  sekis  filite  sabak E. Gneiss  sabak  filite  sekis 13. Pegunungan Guyana terbentuk akibat interaksi antara lempeng… . A. Amerika Utara dengan Pasifik B. Amerika Selatan dengan Nazca C. Amerika Selatan dengan India D. Amerika Utara dengan Nazca E. Amerika Selatan dengan Karibia 14. Kenampakan geomorfo tersebut adalah .... a. Mofet b. Geyser c. Gletser d. Fumarol e. Belerang 15. Pergerakan transportasi muatan sungai yang bergeraknya memantul pada bed load sungai disebut dengan ... a. Traction b. Suspension c. Solution d. Saltation e. Atrition 16. Kenampakan geomorfologi tersebut disebut dengan.... a. Butte b. Messa c. Volcanic Neck d. Mogote e. Lava Flow 17. Inti bumi terutama tersusun oleh .... A. Silikon B. oksigen C. sulfur D. besi E. nitrogen 18. Manakah tidak benar tentang pernyataan mengenai Revolusi Pertanian Kedua? a Mulai adanya komersialisai di bidang pertanian b Pengunaan mesin-mesin pada pertanian mulai intensif c Dilatarbelakangi oleh revolusi industri d Penggunaan bioteknologi untuk menghasilkan varietas unggul e Penggunaan bahan-bahan kimia mulai digantikan dengan bahan-bahan organik 19. Zona laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m adalah… a. Bathyal b. Abisal c. Hadal d. Trough e. Neritik 20. Bagian diskontinuitas yang terdapat diantara kerak bumi dan mantle disebut.. a. Bidang Lehman b. Bidang Gutenberg c. Bidang Mohorovic d. Bidang seismic e. Semua salah 21. Apabila di suatu daerah ditemukan perbukitan kerucut karst, maka batuan penyusun perbukitan tersebut secara umum adalah.... a. Lempung b. Batupasir c. Gamping d. Konglomerat e. Breksi 22. Pernyataan yang tidak sesuai untuk pelapukan fisika adalah... a. Menghasilkan mineral baru b. Banyak terjadi di daerah beriklim kering c. Dapat disebabkan oleh penembusan akar tanaman d. Banyak dijumpai endapan talus e. Dipengaruhi oleh perbedaan perilaku termal antar mineral. 23. El-Niño adalah sebuah fenomena alam yang menyebabkan kekeringan parah di Indonesia. Apakah yang menjadi dampak dari terjadinya El-Niño? a. Tekanan udara yang rendah di Indonesia b. Berpindahnya massa air laut yang panas menuju Pasifik bagian barat c. Siklus Walker cenderung bergerak ke arah barat d. Lemahnya angin pasat e. Tidak ada jawaban yang benar 24. Kabut adveksi dapat kita temukan di daerah... a. Skull Coast, Namibia b. Cairns, Australia c. Kyoto, Jepang d. Cartagena, Kolombia e. Edinburgh, Kerajaan Bersatu 25. Jenis gelombang gempa yang mempunyai kecepatan paling tinggi adalah …. a. Gelombang love b. Gelombang Rayleigh c. Gelombang Longitudinal d. Gelombang Transversal e. Jawaban a, b, c, dan d salah 26. Salinitas air laut akan maksimum di daerah: a. Kutub utara b. Kutub selatan c. Equator (0o) d. Subtropis (sekitar 25o LU dan 25o LS) e. Subpolar (sekitar 75o LU dan 75o LS) 27. Batu lempung merupakan batuan yang dapat menyimpan air tanah tetapi tidak dapat melewatkan air tanah tersebut. Batuan seperti ini disebut sebagai : a. Aquifer b. Aquiclude c. Aquitard d. Aquifuq e. Akuinos 28. Danau Aramayu adalah salah satu danau yang terlerak di Provinsi Papua Barat. Danau ini terbentuk pada struktur karst. Sebagai danau karst manakah pernyataan yang benar mengenai danau Aramayu? a. Danau Aramayu memiliki volume air tetap sepanjang tahun b. Danau ini terbentuk akibat proses pengendapan pada batuan kapur c. Merupakan danau tertutup dan tidak memiliki aliran air d. Ikan dan tumbuhan air tidak dapat hidup di danau Aramayu e. Terbentuk dari gabungan danau-danau kecil yang menjadi satu karena proses erosi 29. Perhatikan bagan penampang dasar laut dibawah ini ! Tanda panah pada gambar diatas menunjukan adanya… a. Trough / Trench b. Continental Ridge c. Continental Shelf d. The Deeps e. Continental Slope 30. Pantai pasir putih umumnya berasal dari: a. Endapan pasir sungai b. Erupsi gunung berapi c. Deposisi sisa-sisa cangkang biota laut yang telah hancur d. Deposisi dari erosi batuan kapur e. Jenis tanahnya memang pasir puti

Sabtu, 06 November 2021

KATAK DAN AIR MENDIDIH

KATAK DAN AIR MENDIDIH
Tempatkan Katak ke dalam panci di atas kompor, isi dengan air dan mulai panaskan air.
Saat suhu air mulai meningkat, Katak menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air.

 Katak terus menyesuaikan suhu tubuhnya dengan meningkatnya suhu air. Hanya ketika air akan mencapai titik didih, Katak tidak dapat menyesuaikan lagi. Pada titik ini, Katak memutuskan untuk melompat keluar.

Katak mencoba untuk melompat, tetapi tidak dapat melakukannya, karena telah kehilangan semua kekuatannya saat menyesuaikan diri dengan suhu air yang terus meningkat. Akhirnya Katak mati.

Apa yang membunuh katak?

Pikirkanlah!

Mungkin sebagian orang berkata dari air mendidih. Tapi sesungguhnya yang membunuh Katak adalah ketidakmampuan dirinya untuk memutuskan kapan harus MELOMPAT keluar.

Demikian juga dengan kondisi kita sekarang...

Ketika kita harus MELOMPAT dari zona nyaman kita
Jangan menunggu hidupmu berubah
Tapi berusahalah mencari peluang agar hidupmu berubah.

Jangan menyerah dengan keadaan kenapa saya miskin, kenapa saya susah, kapan saya sukses, kapan saya berhasil.

Jangan meratapi kehidupan dengan pertanyaan diatas, berhentilah menyesuaikan diri

Mulailah MELOMPAT mencari dan mencoba sesuatu yang baru, jangan pernah takut untuk mencoba....

Lebih baik gagal karna mencoba, dari pada mati karna menunggu....

Tetap semangat sahabat