Minggu, 13 Maret 2022

Atmosfer

Sifat Fisik Atmosfer Sifat-sifat fisik atmosfer, atmosfer yang menyelubungi bumi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi Elastis dan dinamis sehinga dapat mengembang dan mengerut Tidak bewarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan Memilki berat sehingga dapat menimbulkan tekanan Terdiri atas beberapa gas Terdiri atas beberapa lapisan Lapisan-Lapisan Atmosfer Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan yaitu: Troposfer (0-12 km) : Tempat terjadinya gejala cuaca seperti awan, hujan, petir, angin. Semakin naik suhu semakin turun. Berlaku rumus gradient termis: T = Suhu H = Ketinggian tempat Stratosfer (12-50 km) : Pada lapisan ini terdapat konsentrasi ozon pada ketinggian sekitar 22 km yang berfungsi melindungi lapisan troposfer dari radiasi sinar ultraviolet matahari. Mesosfer (50-80 km) : Lapisan ini berfungsi ntuk melindungi bumi dari hujan meteor. Semakin ke atas, suhu udara di lapisan mesosfer semakin dingin. Termosfer (50-80 km) : Adanya ionisasi partikel–partikel yang memberikan efek refleksi gelombang radio (ionosfer) -> akibat radiasi sinar X dan sinar ultraviolet dari matahari. Rata – rata suhu sekitar 5000C – 2.0000C. Aurora terjadi di termosfer. Eksosfer : Gaya gravitasi semakin kecil (disipasisfer) Unsur -unsur Cuaca dan Iklim Cuaca adalah keadaan udara yang terjadi di suatu tempat yang relatif sempit dengan waktu yang relatif singkat. Iklim adalah pola cuaca rata-rata yang terjadi untuk waktu yang relatif lebih lama (sekitar 30 tahun) dan mencakup wilayah yang luas. Jadi, perbedaan cuaca dan iklim terletak pada rentang waktu dan cakupan wilayahnya. Sinar Matahari Proses penyinaran matahari pada bumi disebut insolasi. Sebagai akibat penyinaran matahari, terjadi pemanasan di permukaan bumi. Proses pemanasan tersebut dinamakan radiasi. Pemanasan sinar matahari ada dua jenis langsung dan tidak langsung. Pemanasan langsung: a. Absorbsi : Penyerapan radiasi b. Refleksi : Pantulan oleh uap air c. Difusi : Hamburan Pemanasan tidak langsung terdiri dari: a. Konduksi : Pemindahan melalui molekul yang berdekatan b. Konveksi : Pemindahan panas oleh molekul bergerak c. Adveksi : Pemindahan panas horizontal Tekanan udara : Berat tidaknya massa udara di suatu wilayah. Cara mengukur tekanan udara. Tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu. Semakin rendah suhu semakin tinggi tekanan udaranya dapat menggunakan rumus Gradien Barometris: Kelembaban udara : Kandungan uap di udara dalam satu kawasan. Kelembaban dapat diukur dengan rumus. Suhu : Pantulan sinar matahari tersebut akan sangat memengaruhi suhu di kawasan tersebut. Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi 0–230LU dan LS akan mengalami pemanasan yang lebih banyak dibanding kawasan lainnya, sehingga suhunya tinggi. Ini disebabkan penyinaran terjadi secara tegak lurus. Awan : Awan Tinggi : Sirrus, Sirro-Cumulus, Sirro-Stratus Awan menengah : Alto-Cumulus, Alto-Stratus Awan Rendah : Stratus, Nimbo-Stratus Awan Naik : Cumulus, Cumolonimbus (Badai) Angin : Angin dibagi menjadi dua angin local dan tetap Angin Lokal : Hanya bertiup di daerah tertentu a. Angin Fohn b. Angin Darat : darat-laut (siang hari) c. Angin Laut : Laut-darat (Malam hari) d. Angin Lembah : lembah-gunung (siang hari) e. Angin Gunung : gunung-lembah (malam hari) Angin Tetap : skala luas meliputi beberapa negara a. Angin Muson : Barat (hujan) Timur (kemarau) b. Angin Pasat : Subtropis-tropis c. Angin Anti-pasat : Tropis-Subtropis d. Angin Siklon : daerah bertekanan rendah dikelilingi tekanan tinggi e. Angin Anti-siklon : Daerah bertekanan tinggi dikeliling tekanan rendah Baca Juga : Jenis-jenis Awan Jenis-jenis Iklim Iklim Matahari (berdasarkan lintang) Daerah iklim tropis : 0° – 23,5° LU/LS Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40° LU/LS Daerah iklim sedang : 40° – 66,5° LU/LS Daerah iklim dingin : 66,5° – 90° LU/LS Iklim Jughunn (ketinggian tempat) a. Daerah panas/tropis : Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat. b. Daerah sedang : Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran. c. Daerah sejuk : Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran. d. Daerah dingin : Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut. Iklim Koppen (Curah Hujan) Wilayah iklim Curah Hujan A = iklim tropis f = selalu basah : hujan bisa jatuh dalam semua musim B = iklim kering s= buan kering pada musim panas dibelahan bumi yang bersangkutan. C = iklim sedang w = bulan kering(winter) D = iklim dingin m = hujan cukup(MEDIUM.) E = iklim kutub Iklim Smith-Ferguson (Bulan kering : Bulan basah) Iklim Smith-Ferguson Baca Juga : Klasifikasi Hujan Pemanasan Global Fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC. Dampak dari pemanasan global menyebabkan beberapa bencana turunan seperti: Hujan Asam : Kandungan asam saat presipitasi semakin meningkat. Dampak dari hujan asam adalah korosifitas air meningkat sehingga dapat membuat bangunan mudah melapuk. Jika terkena besi maka akan mempercepat oksidasi. Efek rumah kaca : Meningkatnya suhu di sebuah kawasan karena gelombang pendek hasil adveksi dan konveksi panas daratan terhalang oleh gas rumah kaca seperti CO2, dan CO. Penipisan Ozon : Terjadi karena gas CFC yang menguraikan ozon (O3) menjadi oksigen. Efek ozozn yang menipis dapat menyebabkan radiasi gelombang UV semakin tinggi. Efek Pemanasan Global Bagi Indonesia Mencairnya Es di kutub membuat permukaan air laut meningkat. Kota-kota di yang terletak di dataran rendah seperti Jakarta, Surabaya terancam tenggelam. Semakin meningkatnya salinitas air laut Rusaknya ekosistem terumbu karang Ketidak pastian musim dapat juga mengganggu masa tanam petani Meningkatnya siklus bencana seperti badai siklon, El Nino, dan La Nina Menyebabkan kelaparan dan rusaknya sistem ekonomi

0 komentar:

Posting Komentar