Sabtu, 02 Oktober 2021

METODE PENELITIAN GEOGRAFI KEDUA

Terdapat perbedaan antara fenomena geografi dengan gejala geografi. Fenomena geografi merupakan kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam maupun manusia yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan gejala geografi merupakan keadaan atau peristiwa yang menjadi tanda-tanda akan terjadi sesuatu di permukaan bumi. Inti dari fenomena dan gejala geografi yaitu geosfer yang terdiri dari atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer dan antroposfer. a. Fenomena dan Gejala Atmosfer Semua peristiwa yang terjadi di udara merupakan bagian dari fenomena dan gejala geografi. Fenomena dan gejala atmosfer meliputi: a. Pemanasan global berupa peningkatan suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari aktivitas manusia yang mengeluarkan gas karbon dioksida dari berbagai bahan bakar seperti minyak bumi dan batu bara. b. Perubahan iklim yang mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi sehinggga menyebabkan gelombang panas yang ekstrem dan curah hujan yang tidak menentu. c. Perubahan cuaca berupa keadaan cuaca yang tidak menentu pada siang hari suhu udara sangat panas, sedangkan pada malam hari sangat dingin. d. El-Nino yang merupakan peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan sedikit curah hujan dan terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia. Sebaliknya La-Nina menyebabkan hujan lebat di Indonesia sehingga meyebabkan banjir. Fenomena dan gejala tersebut di atas merupakan fenomena atmosfer yang dapat dijadikan bahan penelitian untuk dicari akar permasalahan, dampak dan solusinya. b. Fenomena dan Gejala Hidrosfer Semua peristiwa yang terjadi di wilayah perairan baik perairan darat maupun perairan laut merupakan bagian dari fenomena dan gejala geografi. Fenomena dan gejala hidrosfer meliputi: a) Hujan asam berupa air hujan yang memiliki pH di bawah 6 menyebabkan korosi pada bangunan, merusak tumbuhan dan menyebabkan gangguan pernapasan. b) Penurunan muka air tanah berupa berkurangnya cadangan air tanah akibat pengambilan secara berlebihan. c) Intrusi air laut berupa masuknya air laut ke dalam air tanah sehingga air atanh menjadi asin. d) Tsunami yang berupa gelombang tinggi yang menghantam daratan menyebabkan kerusakan pada bangunan penggunaan lahan lainnya. Fenomena dan gejala tersebut di atas merupakan fenomena atmosfer yang dapat dijadikan bahan penelitian untuk dicari akar permasalahan, dampak dan solusinya. c. Fenomena dan Gejala Litosfer Semua peristiwa yang terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi merupakan bagian dari fenomena dan gejala geografi. Fenomena dan gejala hidrosfer meliputi: a) Terjadinya erosi dan sedimentasi dalam satu proses yang bersamaan. b) aktivitas vulkanisme berupa keluarnya magma ke permukaan bumi yang menghasilkan material piroklastik, lava, lahar dan ekshalasi. c) aktivitas tektonisme berupa proses pergerakan lempeng yang menyebabkan patahan dan lipatan di permukaan bumi. d. Fenomena dan Gejala Biosfer Fenomena biosfer berkaitan dengan segala peristiwa yang terjadi terhadap keadaan flora dan fauna yang ada di permukaan bumi. Fenomena dan gejala biosfer meliputi: a) Keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. b) Pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai bahan industri, pangan, obat-obatan dan tanaman hias. c) Kawasan konservasi berupa tempat pelestarian flora dan fauna. d) Punahnya hewan endemik suatu daerah yang mengakibatkan terganggunya eksosistem. e) Illegal logging yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup dan daur ekologi. Fenomena dan gejala tersebut di atas dapat dijadikan penelitian geografi dikaitkan dengan aktivitas manusia yang kemudian dapat dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya. e. Fenomena dan Gejala Antroposfer Fenomena dan gejala antropsfer berkaitan dengan segala aktivitas penduduk. Fenomena antroposfer yang dapat dijadikan bahan penelitian geografi, diantaranya adalah: a) Peningkatan jumlah penduduk suatu daerah akibat meningkatnya angka kelahiran. b) Meningkatnya jumlah tenaga kerja di Indonesia akibat berkurangnya lapangan pekerjaan. c) Kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah standar pendidikan di dunia. d) Kemacetan lalu lintas di daerah pinggiran kota karena mobiltas penduduk sirkuler dari luar kota. 3. Menentukan Masalah Geografi Setelah fenomena geografi diamati, selanjutnya adalah memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, antara teori dan praktik, antara aturan dan pelaksanaan. Sebuah masalah penelitian sangat berperan dalam mengarahkan seorang peneliti untuk melakukan penelitiannya. Berikut adalah kriteria masalah geografi: a. Masalah menyatakan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. b. Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya. c. Memungkinkan adanya ketersediaan data. Merumuskan pertanyaan penelitian geografi sangat berkaitan dengan masalah geografi. Masalah geografi adalah suatu situasi yang sulit dipecahkan akibat ketidakseimbangan fenomena di permukaan bumi. Fenomena yang menjadi masalah geografi seperti misalnya kerusakan hutan, illegal fishing, banjir, krisis budaya daerah, kekurangan pangan, kematian hewan langka. Hal tersebut dapat dikaji berdasarkan persebaran ruang. Dalam merumuskan pertanyaan penelitian hendaklah diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan penelitian geografi harus memenuhi persyaratan menarik untuk diteliti, penting untuk diteliti dan memberikan manfaat. Selain itu pertanyaan penelitian membutuhkan jawaban yang dapat dijelaskan secara keilmuan. Ini berarti bahwa seorang peneliti tidak membutuhkan pertanyaan yang mustahil untuk dijawab dalam batas-batas penelitian. Masalah geografi sedikitnya memuat tiga pertanyaan pokok yang menjadi ciri khas geografi, yaitu: a. Peristiwa atau fenomena apa (what) yang menjadi permasalahan. b. Di mana (where) fenomena atau maslah tersebut terjadi. Hal ini menunjukkan suatu ruang atau lokasi c. Penyebab (why) terjadinya fenomena atau masalah yang terjadi. Hal ini menunjukkan keterkaitan (relasi, interelasi dan interaksi) fenomena tersebut dengan fenomena-fenomena yang lain. 4. Menyusun Rumusan Masalah Geografi Masalah berbeda dengan perumusana masalah. Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawaban dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan. Namun demikian di antara keduanya terdapat hubungan yang erat karena masalah merupakan dasar dari perumusan masalah. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut harus berlandaskan teori, konsep dan prisnip yang berlaku dalam geografi, yaitu harus mencerminkan keruangan dengan menyebutkan lokasi, penyebaran, asosiasi antar fenomena gejala (relasi, interelasi, interaksi). Jika masalah geografi tidak mudah dijawab atau sulit dipecahkan maka harus dilakukan penelitian ulang. Contoh dari perumusan masalah sebagai berikut: a. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap longsor di daerah Puncak Bogor? b. Mengapa masyarakat kota lebih mudah mengalami perubahan budaya? c. Bagaimana hubungan antara faktor perubahan penggunaan lahan dengan Banjir di Jakarta?

0 komentar:

Posting Komentar