Berikut adalah penjelasan tentang metode dan cara pengumpulan data.
1. Mengumpulkan dan Mengolah Data Geografi
Data merupakan keterangan tentang suatu hal. Syarat data yang baik adalah sebagai berikut:
a) Data harus objektif, tidak boleh dimanipulasi dan harus sesuai dengan kondisi sebenarnya.
b) Data harus dapat mewakili semua kondisi.
c) Memiliki tingkat kesahalan seminimal mungkin.
d) Harus tepat waktu sehingga apabila terdapat kesalahan daapt dilakukan koreksi secepatnya.
e) Data yang dikumpulkan harus berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
Selain itu, berdasarkan sumber yang diperoleh data penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama. Data ini dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data ini disebut juga data asli yang bersifat baru. Contoh data primer adalah data yang diperoleh oleh seorang peneliti dengan mewawancarai penduduk tentang sikap mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya instansi pemerintah, buku materi, laporan, dan peprustkaan. Contoh data sekunder adalah penggunaan foto citra satelit yang dikemmbangkan LAPAN untuk melihat pembangunan proyek pekerjaan jembatan di suatu daerah secara waktu nyata dan akurat.
Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian geografi yaitu obeservasi lapangan, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Penerapan masing-masing teknik bergantung kepada kebutuhan yang harus dilakukan daya yang harus dukumpulkan dalam penelitian.
a) Survei Lapangan
Survei lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian geografi. Pada dasarnya pengetahuan geografi merupakan hasil pengumpulan data dan fakta di lapangan. Hal ini karena gejala dan masalah geografi terdapat di lapangan. Alat pengumpul data pada waktu observasi yaitu pedoman observasi, peta dasar, dan kamera. Dalam mengobesrvasi data lapangan harus didokumentasikan melalui catatan-catatan. Peta dasar digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui posisi suau tempat di lapangan. Jenis pedoman observasi daapt berupa pedoman check list terbuka, terstruktur dan tertutup.
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi data yang tdak terungkap dalam teknik observasi. Wawancara menggunakan pedoman wawancara terbuka dan terstruktur.
Dalam pelaksanaannya orang yang melakukan wawancara dapat berhadapan langsung dengan orang yang diwawancarai atau daapt melalui telepon. Dalam melakukan wawancara terdapat etika atau sopan santun yang harus dijaga oleh pewawancara. Tahapan dalam wawancara antara lain memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan wawancara, menjelaskan materi isi dari wawancara dan mengajukan pertanyaan.
c) Kuesioner
Kuesioner atau yang biasa disebt daftar pertanyaan dilakukan apabila data dan informasi yang diperlukan membutuhkan jumlah yang sangat banyak, sehingga akan lebih efektif. Teknik kuesioner berbeda dengan teknik wawancara, bahwa pengumpul data tidak berhadapan langsung dengan responden, pengumpul data tidak menjelaskan secara langsung kepada responden dan pertanyaan hanya bisa ditujukan kepada responden yang bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu petunjuk pengisian kuesioner harus jelas.
Dalam penelitian terdaat tiga jenis kuesioner, yaitu kuesioner tertutup, kuesioner terbuka dan kuesioner gabungan. Kuesioner tertutup merupakan jenis kuesioner yang jawaban dari pertanyaannya sudah ditentukan oleh peneliti sehingg responden hanya memilih salah satu jawaban yang ada. Kuesioner terbuka merupakan jenis kuesioner yang membutuhkan jawaban yang tidak terikat, sehingga responden bebas menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan kuesioner gabungan adalah kuesioner yang terdiri dari pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dan pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas dari responden.
d) Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian geografi, dapat menggunakan dokumen dari berbagai instansi, seperti data kependudukan dari BPS (Badan Pusat Statistik), data jumlah tenaga kerja dari Dinas Perindsutrian, data luas lahan pertanian dari Dinas Pertanian.
e) Studi kepustakaan
Dalam penelitian geografi harus menguasai teori, konsep, dan prinsip geografi yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau studi literatur. Studi kepustakaan berupa pendapat para ahli yang mendukung atau memperkuat teori yang sedang diteliti.
2. Metode Penelitian Geografi
Metode penelitian berkaitan erat dengan langkah-langkah atau prosedur, teknik pengumpulan data dan analisis data. Terdapat jenis-jenis dalam metode penelitian geografi, antara lain metode deskriptif, studi kasus, survei, korelasional, eksperimen, dan penelitian tindakan.
a. Metode Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitain yang berusaah mendeskripsikan suatu gejala dan fenomena yang terjadi di suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan deskripsi terhadap permasalah secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai kondisi alam dan manusia pada suatu wilayah. Peneliti berusaha mendeskripsikan mengenai fenomena tanpa memberikan perlakuan pada fenomena tersebut. Langkah penelitian deskriptif yaitu merumuskan masalah, menentukan jenis data dan informasi yang ingin diperoleh, menentukan teknik pengumpulan dan analisis data, dan menarik kesimpulan penelitian.
b. Metode Studi Kasus
Penelitian studi kasus dilakukan secara intensif pada kondisi alam atau manusia pada suatu wilayah yang mengalami kasus secara spesifik. Peneliti mempelajari kasus tersebut secara mandalam yaitu mengungkapkan semua variabel yang berpengaruh pada kasus tersebut. Fokus utama studi kasus yaitu mengkaji pengaruh manusia terhadap lingkungannya pada suatu wilayah tertentu yang berbeda dengan wilayah lainnya.
c
. Metode survei
Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh fakta suatu fenomena atau gejala di lapangan. Tujuan utamanya yaitu mengumpulkan informasi mengenai variabel dari populasi penelitian, baik populasi wilayah mau pun populasi penduduk. Hasil penelitian survei digunakan untuk pemecahan masalah dan perumusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan wilayah. Survei dengan cakupan seluruh populasi disebut sensus, sedangkan survei dengan cakupan sebagian populasi disebut sampel. Salah satu alat ukur metode survei yaitu kuesioner untuk objek penduduk, dan pedoman observasi untuk objek bentang alam.
d. Metode Historis
Metode historis digunakan untuk mengkaji fenomena geografi berdasarkan urutan waktu (kronologis). Perspektif waktu merupakan kata kunci dalam menggunakan metode hsitoris. Metode historis akan lebih efektif menggunakan teknologi penginderaan jauh dan system informasi geografi melalui pemodelan spasial monitrong, yaitu membandingkan data spasial dari waktu yang berbeda (time series).
e. Metode Korelasional
Metode korelasional mengkaji fenomena atau masalah geografi dengan menghubungkan antar dua variabel atau lebih. Tingkat hubungan antara variabel tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi.
f. Metode Eksprimen
Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui sebab akibat atas permasalahan geografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berupa data angka melalui analisisi statistik. Metode ini lebih menekankan perlakuan untuk melihat pengaruh atau perubahan variabel yang diberi perlakuan atau tindakan dengan variabel yang tidak diberi tindakan. Dalam metode eksperimen penelitian harus melakukan kegiatan kontrol, perlakuan (treatment), dan observasi. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan geografi di kelas.
3. Menganalisis Data Geografi
Analisis data merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Analisis data geografis berarti analisis keruangan. Analisis keruangan diantaranya analisis lokasi, analisis penyebaran (distribusi), dan analisis interkasi keruangan.
a. Analisis Lokasi
Lokasi merupakan salah satu konsep esensial dalam kajian geografi karena dapat menjelaskan lebih jauh mengenai kondisi suat wilayah. Misalnya daerah yang berada di antara 600 LU dan 1100 LS maka daerah tersebut berada pada iklim tropis dengan segala dampak yang ditimbulkan.
b. Analisis Penyebaran
Analisis penyebaran membutuhkan alat bantu berupa peta untuk mengetahui persebaran suatu fenomena atau gejala geografi yang dapat digambarkan dengan menggunakan simbol titik, garis ataupun area. Namun sebelum memetakan fenomena atau gelaja tersebut peneliti haruslah mencari data yang kemudia diklasifikasikan untuk membuat pola keruangan. Contohnya adalah analisis yang digunakan untuk penyebaran daerah industri. Oleh karena itu analisis ini sangat mudah jika dibantu dengan peta, citra penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG).
Pada dasarnya pola penyebaran sebuag fenomena daalm ruang mengikuti pola tertentu yaitu bergerombol (cluster pattern), tersebar tidak merata (random pattern) dan tersebar merata (dispersed pattern).
c. Analisis Interaksi dan Difusi Keruangan
Analisis ini digunakan untuk mengkaji pergerakan baik penduduk, barang, jasa maupun informasi dalam suatu ruang. Pergerakan ini dipengaruhi oleh sarana transportasi dan kondisi morfologi atau topografi suatu wilayah. Contohnya dalam menganalisis persebaran barang di daerah berbukit akan lebih lambat dibandingkan di daerah dataran rendah.
0 komentar:
Posting Komentar